Categories
Tanpa kategori

Konsep Pembentukan Bumi di Alam Semesta

A. Teori Pembentukan Bumi di Alam Semesta

Terdapat berbagai macam teori-teori pembentukan bumi di alam semesta yang akan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :

  1. Teori oleh Georges-Louis Leclerc

Tahun 1778 mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental keluar. Massa yang terpental inilah yang menjadi planet (Wikipedia, 2015).

  1. Teori Kabut oleh Imanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1755 dan Piere Simon LaPlace (1749-1827) pada tahun 1796

Menurut Kant, pada awalnya alam raya merupakan gumpalan kabut (nebula) yang mengandung debu dan gas, terutama gas helium dan hidrogen. Kabut bergerak dan berputar dengan kecepatan yang sangat lambat sehingga lama kelamaan suhunya menurun dan massanya terkonsentrasi. Kemudian perputarannya menjadi lebih cepat sehingga membentuk sebuah cakram dengan massa terpusat di tengah-tengah cakram. Cincin-cincin kemudian memadat dan membeku sehingga terbentuk planet-planet, sedangkan massa pada bagian pusat membeku membentuk matahari. (Gombez, 2012).

Menurut LaPlace, tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin membentuk bola besar. Kemudian terjadi proses pendinginan dan pengkerutan sehingga bola mengecil membentuk cakram yang berputar makin cepat. Selanjutnya sebagian massa gas pada bagian luar cakram menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk cincin-cincin. Cincin ini kemudian membentuk gumpalan padat sehingga terbentuklah planet-plenet dan satelit, sedangkan bagianmassa gas yang ditinggalkan di bagian pusat piringan pada inti membentuk matahari. (Gombez, 2012).

  1. Teori Apungan oleh Alfred Lothar Wegener (1912)

Teori ini dipopulerkan pertama kalinya dalam bentuk buku pada tahun 1915 yang berjudul Dje Ensfehung der Konfjnenfe und Ozeane (Asal Usul Benua dan Lautan). Buku tersebut menimbulkan kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli geologi, dan baru mereda pada tahun enampuluhan setelah teori Apungan Benua dari Wegener ini semakin banyak mendapatkan dukungan (Geopustaka, 2012).

Wegener mengemukakan teori tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut (Geopustaka, 2012) :

  • Terdapat kesamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur benua

Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika. Kesamaan pola garis kontur pantai tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya Benua Amerika Utara dan Selatan serta Eropa dan Afrika dahulu adalah daratan yang berimpitan. Berdasarkan fakta bahwa formasi geologi di bagian-bagian yang bertemu ini mempunyai kesamaan (Geopustaka, 2012).

  • Benua-benua yang ada sekarang ini, dahulunya adalah satu benua yang disebut Benua Pangea

Benua Pangea tersebut pecah karena gerakan benua besar si seltan baik ke arah barat maupun ke arah utara menuju khatulistiwa. Daerah Greeland sekarang ini bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 m/tahun, sedangkan Kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 m/tahun. Dengan peristiwa tersebut maka terjadilah hal-hal sebagai berikut (Geopustaka, 2012):

  1. Teori Kontraksi oleh Descartes

Teori ini menyatakan bahwa bumi semakin lama semakin susut dan mengerut disebabkan terjadinya proses pendinginan sehingga di bagian permukaanya terbentuk relief berupa gunung, lembah, dan dataran (Geopustaka, 2012).

Teori Kontraksi didukung pula oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Keduanya berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadinya proses pendinginan pada bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan dan lembah-lembah (Geopustaka, 2012).

  1. Teori Bintang Kembar oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956

Menurut teori bintang kembar, awalnya ada dua buah bintang yang berdekatan (bintang kembar), salah satu bintang tersebut meledak dan berkeping-keping. Akibat pengaruh gravitasi dari bintang kedua, maka keping-keping ini bergerak mengelilingi bintang tersebut dan berubah menjadi plnet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak adalah matahari. Teori ini mempunyai kelemahan karena berdasarkan analisis matematis yang dilakukan oleh para ahli menunjukan bahwa momentum anguler dalam sistem tata surya yang ada sekarang ini tidak mugkin dihasilkan oleh peristiwa tabrakan dua buah bintang (Gombez, 2012).

  1. Teori Ledakan Maha Dahsyat ( Big Bang) George Gamow, Ralph Alpher danRobert Herman Pada tahun 1948

Dentuman besar itu terjadi ketika seluruh materi kosmos keluar dengan kerapatan yang sangat besar dan suhu yang sangat tinggi dari volume yang sangat kecil. Alam semesta lahir dari singularitas fisis dengan keadaan ekstrem. Teori Big Bang ini semakin menguatkan pendapat bahwa alam semesta ini pada awalnya tidak ada tetapi kemudian sekitar 12 milyar tahun yang lalu tercipta dari ketiadaan (Gombez, 2012).

Peristiwa ini dikenal dengan Ledakan Maha Dahsyat ”Big Bang”, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun yang lalu. Jagat raya tercipta dari suatuketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Pada awalnya alam semesta ini berupa satu massa maha padat. Massa mahapadat ini dapat dianggap satu atom mahapadat dengan ukuran maha kecil yang kemudian mengalami reaksi radioaktif dan akhirnya menghasilkan ledakan maha dahsyat (Gombez, 2012).

  1. Teori Konveksi oleh Arthur Holmes dan Harry H

Menurut Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan dikembangkan lebih lanjut Robert Diez, dikemukakan bahwa di dalam bumi yang masih dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan lava sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggerser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua (Geopustaka, 2012).

Bukti dari adanya kebenaran teori ini ysitu terdapatnya mid oceanic, seperti mid Atlantik Ridge, dan Pasific-Atlantik Ridge di permukaan bumi.

Bukti lainnya didasarkan pada penelitian umur dasar laut yang membuktikan semakin jauh dari punggung tengah samudra, umur batuan semakin tua. Artinya, terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke arah yang berlawanan disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisandi bawah kulit bumi (Geopustaka, 2012).

  1. Teori Planetisimal Hypothesis

Di kemukakan oleh, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya T.C Chamberlain, seorang ahli geologi, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama-kelamaan menjadi padat dan disebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik – menarik dan bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk Bumi (Wikipedia, 2015).

  1. Teori Tidal

Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918 mengemukakan teori tidal. Mereka mengatakan pada saat bintang melintas di dekat matahari, sebagian massa matahari tertarik ke luar sehingga membentuk semacam [cerutu]. Bagian yang membentuk cerutu ini akan mengalami pendinginan dan membentuk planet – planet, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus (Wikipedia, 2015).

  1. Teori Kuiper

Gerald P. Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, dia juga memasukkan unsur – unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan mulai menggumpal menjadi planet – planet (Wikipedia, 2015).

  1. Teori Whipple

Fred L. Whipple, seorang ahli astronom Amerika mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu aneh yang mengandung nitrogen yang sedikit kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet (Wikipedia, 2015).

Sumber

 

Categories
Tanpa kategori

Prinsip Stratigrafi

A. Pendahuluan

Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan batuan dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antar lapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi). stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui luas penyebaran lapisan batuan.

Ilmu stratigrafi muncul untuk pertama kalinya di Britania Raya pada abad ke-19. Perintisnya adalah William Smith. Ketika itu dia mengamati beberapa perlapisan batuan yang tersingkap yang memiliki urutan perlapisan yang sama (superposisi). Dari hasil pengamatannya, kemudian ditarik kesimpulan bahwa lapisan batuan yang terbawah merupakan lapisan yang tertua, dengan beberapa pengecualian. Karena banyak lapisan batuan merupakan kesinambungan yang utuh ke tempat yang berbeda-beda maka dapat dibuat perbandingan antara satu tempat ke tempat lainnya pada suatu wilayah yang sangat luas. Berdasarkan hasil pengamatan ini maka kemudian Willian Smith membuat suatu sistem yang berlaku umum untuk periode-periode geologi tertentu walaupun pada waktu itu belum ada penamaan waktunya. Berawal dari hasil pengamatan William Smith dan kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang susunan, hubungan dan genesa batuan yang kemudian dikenal dengan stratigrafi.

Berdasarkan dari asal katanya, stratigrafi tersusun dari 2 (dua) suku kata, yaitu kata “strati“ berasal dari kata “stratos“, yang artinya perlapisan dan kata “grafi” yang berasal dari kata “graphic/graphos”, yang artinya gambar atau lukisan. Dengan demikian stratigrafi dalam arti sempit dapat dinyatakan sebagai ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan. Dalam arti yang lebih luas, stratigrafi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang aturan, hubungan, dan pembentukan (genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu.

  • Aturan: Tatanama stratigrafi diatur dalam “Sandi Stratigrafi”. Sandi stratigrafi adalah aturan penamaan satuan-satuan stratigrafi, baik resmi ataupun tidak resmi, sehingga terdapat keseragaman dalam nama
  • Hubungan: Pengertian hubungan dalam stratigrafi adalah bahwa setiap lapisan batuan dengan batuan lainnya, baik diatas ataupun dibawah lapisan batuan tersebut. Hubungan antara satu lapis batuan dengan lapisan lainnya adalah “selaras” (conformity) atau “tidak selaras” (unconformity).
  • Pembentukan (Genesa): Mempunyai pengertian bahwa setiap lapis batuan memiliki genesa pembentukan batuan tersendiri. Sebagai contoh, facies sedimen marin, facies sedimen fluvial, facies sedimen delta, dsb.
  • Ruang: Mempunyai pengertian tempat, yaitu setiap batuan terbentuk atau diendapkan pada lingkungan geologi tertentu. Sebagai contoh, genesa batuan sedimen: Darat (Fluviatil, Gurun, Glacial), Transisi (Pasang-surut/Tides, Lagoon, Delta), atau Laut (Marine: Lithoral, Neritik, Bathyal, atau Hadal)
  • Waktu: Memiliki pengertian tentang umur pembentukan batuan tersebut dan biasanya berdasarkan Skala Umur Geologi. Contoh: Batugamping formasi Rajamandala terbentuk pada kala Miosen Awal; Batupasir kuarsa formasi Bayah terbentuk pada kala Eosen Akhir.

B. Hukum-Hukum Stratigrafi

  1. Uniformitarianisme

The Present is the key to the past.” (James Hutton, 1785) Maksudnya adalah bahwa proses-proses geologi alam yang terlihat sekarang ini dipergunakan sebagai dasar pembahasan proses geologi masa lampau. Uniformitarianisme adalah peristiwa yang terjadi pada masa geologi lampau dikontrol oleh hukum-hukum alam yang mengendalikan peristiwa pada masa kini. Contoh :pembentukan endapan sediment di muara sungai yang membentuk delta, akan menghasilkan 3 bagian yang berbeda kemiringan lapisan batuan, maka bila dijumpai tipe endapan yang terdiri dari top set, bottom set, dan fore set, menunjukkan adanya proses pengendapan di muara sungai. Jadi penentuan paleogeografi bisa ditentukan berdasar pembacaan data yang terekam pada batuan. Dengan mudah kita dapat menentukan kedalaman lingkungan sediment laut berdasar keberadaan fosil organisme,terumbu karang, yang menunjukan laut dangkal, dan endapan diatome untuk laut dalam.

2. Original Horizontality

Sedimen yang baru terbentuk cenderung mengikuti bentuk dasarnya dan cenderung untuk menghorizontal, kecuali cross bedding. Hal ini karena pengaruh sedimen dikontrol oleh hukum gravitasi dan hidrolika cairan.

3. Superposisi

Dalam keadaan yang tidak terganggu, lapisan paling tua akan berada dibawah lapisan yang lebih muda. Hal ini secara logis dapat dijelaskan bahwa proses pengendapan mulai dari terbebtuknya lapisan awal yang terletak di dasar cekungan, selanjutnya ditutup oleh lapisan yang terendapkan kemudian, yang tentu lebih muda dari ditutupinya.

4. Cross Cutting Relationship

Hukum ini menyatakan bahwa “Batuan yang terpotong mempunyai umur geologi yang lebih tua daripada yang memotong.” Prinsip-prinsip Cross-cutting Relationship :

  • Cross-cutting Relationship Stratigrafi, terjadi jika erosi permukaan atau ketidakseragaman memotong batuan yang lebih tua, struktur geologi atau bentuk-bentuk geologi yang lain.
  • Cross-cutting Relationship Struktural, dimana suatu retakan yang memotong batuan yang lebih tua
  • Cross-cutting Relationship Sedimentasi, terjadi jika suatu aliran telah mengerosi endapan yang lebih tua pada suatu tempat. Sebagai contoh suatu terusan atau saluran yang terisi oleh pasir.
  • Cross-cutting Relationship Paleontologi, terjadi jika adanya aktivitas hewan dan tumbuhan yang tumbuh. Sebagai contoh ketika jejak hewan yang terbentuk atau terendapkan pada endapan berlebih.
  • Cross-cutting Relationship Geomorfologi, terjadi pada daerah yang berliku atau bergelombang (sungai, dan aliran di sepanjang lembah).

5. Faunal Succesion

Fosil (fauna akan berbeda pada setiap perbedaan umur geologi, fosil yang berada pada lapisan bawah akan berbeda dengan fosil di lapisan atasnya. Fosil-fosil yang dijumpai pada perlapisan batuan secara perlahan mengalami perubahan kenampakan fisiknya (ekibat evolusi) dalam cara yang teratur mengikuti waktu geologi. Demikian pula suatu kelompok organism secara perlahan digantikan oleh kelompok organism lain. Suatu perlapisan tertentu dicirikan oleh kandungan fosil tertentu. Suatu perlapisan batuan yang mengandung fosil tertentu dapat digunakan untuk koreksi antara suatu lokasi dengan lokasi yang lain.

6. Lateral Continuity

Pengendapan lapisan batuan sedimen akan menyebar secara mendatar, sampai menipis atau menghilang pada batas cekungan dimana ia diendapkan. Lapisan yang diendapakna oleh air terbentuk terus-menerus secara lateral dan hanya membaji pada tepian pengendapan pada masa cekungan itu terbentuk.

7. Law of Inclusion

Suatu tubuh batuan yang mengandung fragmen dari batuan yang lain selalu lebih muda dari tubuh batuan yang menghasilkan fragmen tersebut. Batuan yang menjadi inklusi batuan lain terbentuk lebih dahulu daripada yang mengingklusinya. Hampir sama seperti prinsip cross-cutting. Suatu fragmen (yang direkatkan) dalam batuan sedimen selalu lebih tua dari semen (perekatnya).

8. Kompleksitas

Kondisi tektonik yang lebih kompleks menunjukkan bahwa telah terjadi gangguan tektonik lebih dari satu kali pada daerah tersebut. Hal ini menunjukkan daerah tersebut berumur lebih tua dibanding lapisan batuan yang berstruktur lebih sederhana.

9. Hukum “V”

Pola penyebaran singkapan batuan dipengaruhi oleh kemiringan lapisan batuan dan topografi. Hubungan antara kemiringan lapisan batuan dan topografi daerah dirumuskan dengan Hukum “V”

Hukum ” V” (V Rule) Hubungan antara lapisan yang mempunyai kemiringan dengan bentuk topografi berelief akan menghasillcan .suatu pola singkapan yang beraturan, diamana aturan tersebut dikenal dengan hukum “V”. Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Lapisan horizontal akan membentuk pola singkapan yang mengikuti pola garis kontur.
  2. Lapisan dengan kemiringan yang berlawanan dengan arah kemiringan lereng maka kenampakan lapisan akan memotong lembah dengan pola singkapan membentuk huruf “V” yang berlawanan dengan arah kemiringan lembah.
  3. Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan berupa garis lurus dimana pola singkapan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi.
  4. Lapisan yang miring searah dengan arah kemiringan lereng dimana kemumgan lapisan lebih besar danpada kemiringan lereng akan membentuk pola smgkapan dengan huruf “V” mengarah sama (searah) dengan arah kemiringan lereng.
  5. Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan kemiringan lereng dimana besar kemiringan lapisan lebih kecil dari kemiringan lereng , maka pola singkapannya akan membentuk huruf “V” yang berlawanan dengan arah kemiringan lereng /lembah.
  6. Lapisan yang kemiringan nya searah dengan kemiringan lembah dan besarnya kemiringan lapisan sama dengan kemiringan lereng/lembah maka pola singkapan tampak .

10. Hukum korelasi fasies (walther,1894)

Bila tidak ada selang waktu pengendapan dan tidak ada gangguan struktur, maka dalam satu daur/siklus pengendapan yang dapat dikenal secara lateral juga merupakan urutan vertikalnya.

11.Fasies sedimenter (selley,1978).

Suatu kelompok litologi dengan ciri ciri yg khas (fisik,kimia, bilologi) dan merupakan hasil dari suatu lingkungan pengendapan tertentu yang berkembang secara lateral dan vertikal.

12. Aplikasi Stratigrafi

Tujuan utama semua hukum stratigrafi adalah untuk penentuan umur relatif, yaitu untuk memperkirakan batuan mana yang terbentuk lebih dulu dan batuan mana yang terbentuk terakhir. Juga penentuan umur absolutkapan tepatnya batuan itu terbentuk?”. Ini bisa diketahui melalui metode radiometri/datting dengan mengukur kadar unsur radioaktif batuan sehingga diketahui umur batuan secara tepat.

Daftar Pustaka

  • Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. Bogor: Graha Ilmu.
  • Pambudi, Setyo. 2013. Sedimentologi-Stratigrafi.Yogyakarta:STTNAS.
  • 1996. Sandi Stratigrafi Indonesia. Jakarta: IAGI Indonesia.
Categories
Tanpa kategori

Identifikasi mineral megaskopis dan mikroskopis pada deret bowen

Klik disini

Categories
Geologi Dasar Petrologi

Pelapukan Batuan

A. Pengertian Pelapukan

  • Pelapukan adalah proses berubahnya batuan menjadi tanah (soil) baik oleh proses fisik atau mekanik (disintegrasi) maupun oleh proses kimia (decomposition). Proses decompositiondapat menyebabkan terjadinnya mineral-mineral baru. (Sawkins dkk, 1978: 346)
  • Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan biologi. Hasil dari pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan sedimen dan tanah (soil).

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan

Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pelapukan, yang diantaranya sebagai berikut ini:

  1. Keadaan cuaca dan iklim

Unsur dari cuaca dan iklim yang dapat mempengaruhi proses pelapukan adalah suhu, sinar matahari, curah hujan dan keadaan angin. Jika pada daerah beriklim panas dan lembab maka batuan akan cepat mengalami pelapukan dan pergantian suhu yang ekstem antara siang dan malam akan mempercepat proses pelapukan juga.

pelapukan

  1. Keadaan topografi

Keadaan topografi di suatu daerah dapat mempengaruhi terjadinya pelapukan, karena batuan yang terdapat pada lereng-lereng yang curam akan lebih mudah mengalami pelapukan jika dibandingkan dengan batuan yang terdapat di daerah datar.

  1. Keadaan dari struktur batuan

Keadaan struktur batuan merupakan sifat fisik dan kimia yang dimiliki oleh batuan, misalnya sifat fisik yang dimiliki oleh batuan seperti warna sedangkan sifat kimianya seperti unsur yang terdapat pada batuan. Jadi sifat inilah yang dapat menyebabkan perbedaan daya tahan batuan terhadap proses pelapukan. Batuan yang mudah mengalami pelapukan misalnya seperti batuan sedimen dan yang susah mengalami pelapukan seperti batuan beku.

  1. Keadaan vegetasi

Keadaan dari vegetasi atau tumbuhan juga akan mempengaruhi proses cepat atau lambatnya proses pelapukan. Seperti akar pada tumbuhan tertentu yang dapat mencengkram dan menembus batuan sehingga dapat menghancrkan batuan.

C. Jenis-jenis Pelapukan

  1. PELAPUKAN MEKANIK

Pelapukan secara fisik umumnya disebut pelapukan fisika (physical weathering) atau dikatakn pula pelapukan mekanik (mechanical weathering). Pada proses pelapukan ini hanya terjadi perubahan fisik saja secara mekanik, tidak disertai perubahan kimia. Sehingga komposisi kimianya tetap yang berubah hanya sifat fisiknya saja.

Dari yang semula mempunyai bentuk tubuh batuan besar serta masif, hancur menjadi bentuk-bentuk lebih kecil, yang terjadi hanya disintegrasi saja, perubahan fisik batuan ini dapat diakibatkan oleh beberapa cara yaitu:

  • Rekahan-rekahan(sheeting joint)

           Perubahan secara fisik atau terurainnya batuan yang semula masif dapat terjadi akibat hilangnya tekanan dari beban lapisan diatasnya yang semula menimbunnya. Akibat lapisan penimbunan tererosi, maka beban yang menekan batuan akan hilang. Dengan hilangnya beban, maka batuan seolah-olah mendapat tekanan dari dalam, yang menjadikan rekahan-rekahan yang sejajar dengan permukaan. Kenampakannya seperti perlapisan, dan dinamakan kekar berlembar atau sheeting joint. Pengaruh hilangnya beban ini tidak terlalu tebal, pada umumnya tidak melebihi dari 50 meter, karena beban ini cukup berat sehingga kekar tidak berkembang lebih lanjut.

  • Tekanan Es (frost wedging)

        Pada suhu yang sangat rendah, melebihi titik beku, air akan membeku menjadi es. Air yang membeku mempunyai volume yang lebih besar sekitar 9 persen. Tekanan dari membesarnya volume ini dapat menghancurkan batuan. Pembekuan air yang terdapat didalam pori-pori dan rekahan batuan menekan dinding disekitarnya, dan dapat menghancurkan batuan. Pelapukan mekanik ini umumya terjadi didaerah pegunungan tinggi, atau daerah bermusim dingin. Penekanan dari pertambahan volume ini paling efektif pada suhu antara -5C sampai -15oC.

  • Pertumbuhan Kristal

Air tanah yang mengalir perlahan melalui rekahan-rekahan batuan dibawah permukaan mengandung ion-ion yang dapat mengendap sebagai garam dan terpisah dari larutannya. Pertumbuhan kristal-kristal garam ini menekan celah-celah atau rongga antara butir pada batuan, sehingga batuan tersebut dapat terdisintegrasi atau hancur. Gejala semacam ini sering terlihat didaerah gurun, dimana air tanah naik dan menguap dengan cepat.

kritalisasi

  • Pengaruh Suhu (thermal)

Berawal dari hukum fisika bahwa bila suatu bahan yang dipanaskan akan memuai dan mengkerut kembali apabila dingin, orang berpendapat demikian pula yang terjadi dalam pelapukan mekanik. Perbedaan suhu antara siang hari dan malam hari dapat menghancurkan batuan. Pada siang hari batuan mengalami panas, maka mineral-mineralnya akan memuai, dengan daya muaianya masing-masing yang tidak sama. Pada malam hari suhu turun dan mineral mengkerut kembali, sehingga ikatan antara butir atau mineral melemah dan lama-kelamaan terlepas. Bila tidak ada lagi ikatan antara mineral dalam batuan, maka hancurlah batuannya. Akan tetapi pada percobaan di laboratorium terhadap batuan di permukaan, perbedaan suhu antara siang dan malam tidak berpengaruh terhadap batuan. Sehingga faktor waktu dan perubahan suhu yang ekstrim secara periodiklah yang berperan.

  • Pengaruh tumbuhan

Benih tumbuhan yang hisup pada celah batuan makin lama makin besar menjadi pohon. Akarnya akan membesar, menekan dan menerobos batuan disekitarnya secara perlahan dan menghancurkan batuannya. Penghancuran batuan oleh akar tumbuhan ini tidak semata-mata oleh tekanan akar saja, tetapi ada unsur kimianya.

contoh pelapukan fisik

2. PELAPUKAN KIMIA

            Pelapukan kimia adalah ‘penghancuran’ batuan oleh pengubahan kimia terhadap mineral-mineral pembentuknya yang melibatkan beberapa reaksi penting antara unsur-unsur di atmosfir dan mineral-mineral pada kerak bumi. Dalam proses-proses ini, struktur dalam mineral semula terurai dan terbentuk mineral-mineral baru, dengan struktur kristal baru yang stabil diatas permukaan bumi. Reaksi yang demikian menyebabkan terjadinya perubahan besar terhadap komposisi kimia, sifat fisik batuan, sehingga dapat dikatakan proses dekomposisi.

Misalnya mineral-mineral yang terdapat dalam  batuan beku dan metamorf terbentuk pada kondisi suhu dan tekanan tinggi. Bila sampai di permukaan bumi, baik suhu maupun tekanannya jauh lebih rendah dari kondisi saat pembentukan. Untuk mencapai keseimbangan mineral tersebut terurai dan komponen komponennya membentuk mineral baru yang lebih stabil pada lingkungan atmosfir.

Mineral-mineral yang terbentuk pada awal pendinginan magma, pada suhu dan tekann tinggi, olivin dan kelompok feldspar misalnya, akan lebih mudah mengalami pelapukan dipermukaan, karena kondisinya jauh dibawah saat pembentukannya. Sedangkan mineral yang terbentuk paling akhir yaitu kuarsa, akan lebih tahan terhadap pelapukan karena kondisi pembentukannya hampir mirip dengan permukaan. Bila kita ingat Seri Reaksi Bowen, daya tahan mineral terhadap pelapukan adalah kebalikannya.

            Air mempunyai peran utama dalam pelapukan kimiawi, sedangkan peran utama dalam reaksi-reaksi kimia adalah sebagai medium transportasi unsur-unsur yang ada di atmosfir langsung ke mineral-mineral pada batuan dimana reaksi dapat berlangsung. Air juga memindahkan hasil pelapukan sehingga teringkap sebagai batuan segar. Kecepan dan derajat pelapukan kimia sangat dipengaruhi oleh banyaknya hujan. Proses-proses dekomposisi diantaranya adalah:

  1. Hidrolisa (hydrolysis)

Dekomposisi mineral yang disebabkan oleh ion hidrogen diperlihatkan pada contoh mineral Kalium feldspar. Ion H+ masuk kedalam Kalium feldspar KAlSi3O8 dan mengganti ion kalium yang keluar dari kristal dan terlarut. Air yang bercampur dengan sisa molekul alumunium silikat membentuk mineral lempung Kaolinit {Al4Si4O10(OH)8}

Hidrolisa K Feldspar :

KAlSi3O8 + 4H+ + 2H2O —–>  4K+ + Al4Si4O10(OH)8 + 8SiO2

Kaolinit adalh mineral lempung yang tidak terdapat pada batuan asal (original rock) dan terbentuk oleh reaksi kimia, dan termasuk regolith. Reaksi kimia dimana ion dalam mineral digantikan oleh ion-ion H+ dan OHdalam air, dinamakan proses hidrolisa, yang umum terjadi pada pelapukan kimia batuan.

  1. Oksidasi

Unsur besi (fe), umum dijumpai dalam mineral pembentuk batuan, termasuk biotit, augit dan hornblende. Apabila mineral ini mengalami pelapukan kimia, besi terlepas dan segera teroksidasi dari Fe2+ menjadi Fe3+ jika ada oksigen. Berlangsungnya oksidasi bersamaan dengan hidrasi menghasilkan goethit, mineral berwarna kekuning-kuningan.

4FeO + 2H2O + O2 ——> 4FeO.OH

Goethit jika mengalami proses dehidrasi, kehilangan H2O, menjadi hematit. Hematit (Fe2O3) berwarna merah bata.

Reaksi yang berlangsung adalah :

2FeO.OH ——> Fe2O3 + H2O

Intensitas warna-warna ini pada batuan yang lapuk dan tanah, dapat dipergunakan untuk mengetahui sudah berapa lama pelapukan berlangsung.

  1. Pencucian (leaching)

Proses lain yang umum dijumpai pada pelapukan kimiawi adalahleaching, merupakan kelanjutan “pengambilan” material yang dapat larut dalam batuan atau regolith oleh air. Oleh karena itu sering juga proses ini disebut sebagai proses pelarutan atau dissolution. Contohnya silika yang terlepas dari batuan oleh pelapukan kimia, sebagian tertinggal dalam regolith yang kaya akan lempung dan sebagian perlahan-lahan terlarut didalam air yang mengalir didalam tanah. Ion kalium yang terpisah dari batuan, juga terlepas sebagai larutan dalam air.

Air dikenal sebagai pelarut yang efektif dan universal, susunan molekulnya polar. Oleh sebab itu mampu melepaskan ikatan ion dalam mineral pada permukaan kontaknya. Beberapa jenis bataun ada yang dapat larut seutuhnya dan terbawa hanyut. Contohnya batu garam yang dapat larut seutuhnya. Gypsum dan batugamping yang mineral utamanya CaCo3juga dapat larut, terutama bila airnya kaya akan asam karbondioksida.

macam pelapukan kimia

3. PELAPUKAN BIOLOGIS

Pelapukan biologi atau sering pula disebut pelapukan organik adalah proses pelapukan batuan yang dilakukan oleh organisme melalui aktivitasnya di sekitar lingkungan batuan tersebut. Adapun organisme yang berperan dalam macam pelapukan ini bisa berupa hewan, tumbuhan, jamur, bakteri, hingga manusia.

Proses pelapukan biologi melibatkan 2 cara, yaitu cara biokimia dan cara mekanis. Berikut ini adalah contoh pelapukan biologimelalui 2 cara tersebut.

  • Tumbuhnya lumut di permukaan batuan memungkinkan batuan mengalami degradasi. Lembabnya permukaan batuan akibat proses penyerapan akar serta tingginya pH di sekitar permukaan batuan tersebut akibat ekskresi sisa metabolisme lumut membuat permukaan batuan mengalami korosi.
  • Penetrasi akar tumbuhan ke dalam sela-sela batuan menekan batuan sehingga mengalami perpecahan.

Contoh Hasil Pelapukan biologis

contoh pelapukan biologis

macam pelapukan biologi

Sumber

http://www.berpendidikan.com/2015/06/pengertian-dan-macam-macam-pelapukan-dan-contohnya.html

http://www.softilmu.com/2014/07/pelapukan.html

http://www.ebiologi.com/2016/03/macam-macam-pelapukan-dan-contohnya.html

 

Categories
Tanpa kategori

Batuan Metamorf

A.Kejadian Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah batuan ubahan yang terbentuk dari batuan asalnya seperti batuan beku, batuan sedimen atau batuan metamorf itu sendiri, berlangsung dalam keadaan padat, akibat pengaruh peningkatan suhu (T) dan tekanan (P), atau pengaruh kedua-duanya yang disebut proses metamorfisme dan berlangsung di bawah permukaan.

Proses metamorfosis meliputi :
– Rekristalisasi.
– Reorientasi
– pembentukan mineral baru dari unsur yang telah ada sebelumnya.

Proses metamorfisme membentuk batuan yang sama sekali berbeda dengan batuan asalnya, baik tekstur maupun komposisi mineral. Mengingat bahwa kenaikan tekanan atau temperatur akan mengubah mineral bila batas kestabilannya terlampaui, dan juga hubungan antar butiran/kristalnya. Proses metamorfisme tidak mengubah komposisi kimia batuan. Oleh karena itu disamping faktor tekanan dan temperatur, pembentukan batuan metamorf ini jika tergantung pada jenis batuan asalnya.

B. Jenis metamorfisme

  1. Metamorfisme thermal (kontak), terjadi karena aktiftas intrusi magma, proses yang berperan adalah panas larutan aktif.
  2. Metamorfisme dinamis, terjadi di daerah pergeseran/pergerakan yang dangkal (misalnya zona patahan), dimana tekanan lebih berperan dari pada panas yang timbul. Seringkali hanya terbentuk bahan yang sifatnya hancuran, kadang-kadang juga terjadi rekristalisasi.
  3. Metamorfisme regional, proses yang berperan adalah kenaikan tekanan dan temperatur. Proses ini terjadi secara regional, berhubungan dengan lingkungan tektonis, misalnya pada jalur “pembentukan pegunungan” dan “zona tunjaman” dsb.

jenis metamorfisme

C. Tekstur batuan metamorf

Tekstur batuan metamorf ditentukan dari bentuk kristal dan hubungan antar butiran mineral.

  1. Homeoblastik, terdiri dari satu macam bentuk :
    “Lepidoblastik”, mineral-mineral pipih dan sejajar .
    “Nematoblastik”, bentuk menjarum dan sejajar.
    “Granoblastik”, berbentuk butir.
  2. Heteroblastik, terdiri dari kombinasi tekstur homeoblastik

tekstur batuan metamorf

D. Struktur batuan metamorfik

  1. Struktur batuan metamorf
    Struktur pada batuan metamorf yang terpenting adalah “foliasi”, yaitu hubungan tekstur yang memperlihatkan orientasi kesejajaran. Kadang-kadang foliasi menunjukkan orientasi yang hampir sama dengan perlapisan batuan asal (bila berasal dari batuan sedimen), akan tetapi orientasi mineral tersebut tidak ada sama sekali hubungan dengan sifat perlapisan batuan sedimen. Foliasi juga mencerminkan derajat metamorfisme.
  2. Jenis-jenis foliasi di antaranya :
    • Gneissic : perlapisan dari mineral-mineral yang membentuk jalur terputusputus, dan terdiri dari tekstur-tekstur lepidoblastik dan granoblastik.
    • Schistosity, perlapisan mineral-mineral yang menerus dan terdiri dari selangseling tekstur lepodoblastik dan granoblastik.
    • Phyllitic, perlapisan mineral-mineral yang menerus dan terdiri dari tekstur lepidoblastik.
    • Slaty, merupakan perlapisan, umumnya terdiri dari mineral yang pipih dan sangat luas.

Beberapa batuan metamorf tidak menunjukkan foliasi, umumnya masih menunjukkan tekstur “granulose” (penyusunan mineral)berbentuk butir, berukuran relatif sama), atau masif. Ini terjadi pada batuan metamorf hasil metamorfisme dinamis, teksturnya kadang-kadang harus diamati secara langsung dilapangan misalnya; “breksi kataklastik” dimana fragmen-fragmen yang terdiri dari masa dasar yang sama menunjukkan orentasi arah ; “jalur milonit”, yaitu sifat tergerus yang berupa lembar/bidang-bidang penyerpihan pada skala yang sangat kecil biasanya hanya terlihat dibawah mikroskop.

E. Beberapa batuan metamorf yang penting

  1. Berfoliasi
    • Batu sabak (Slate)
      Berbutir halus, bidang foliasi tidak memperlihatkan pengelompokan mineral. Jenis mineral seringkali tidak dapat dikenal secara megakopis, terdiri dari mineral lempung, serisit, kompak dan keras.
      SlateFourColors
    • Sekis (Schist)
      Batuan paling umum yang dihasilkan oleh metamorfosa regional. Menunjukkan tekstur yang sangat khas yaitu kepingan-kepingan dari mineral-mineral yang menyeret, dan mengandung mineral feldspar, augit, hornblende, garnet, epidot. Sekis menunjukkan derajat metamorfosa yang lebih tinggi dari filit, dicirikan adanya mineral-mineral lain disamping mika.
      batu sekis
    • Filit (Phyllite)
      Derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate, dimana lembar mika sudah cukup besar untuk dapat dilihat secara megaskopis, memberikan belahan phyllitic, berkilap sutera pecahan-pecahannya. Juga mulai didapati mineral-mineral lain, seperti turmalin dan garnet.
      Phyllite
    • Gneis (Gneiss)
      Merupakan hasil metamorfosa regional derajat tinggi, berbutir kasar, mempunyai sifat “bended” (“gneissic”). Terdiri dari mineral-mineral yang mengingatkan kepada batuan beku seperti kwarsa, feldspar dan mineral-mineral mafic, dengan jalur-jalur yang tersendiri dari mineral-mineral yang pipih atau merabut (menyerat) seperti chlorit, mika, granit, hornblende, kyanit, staurolit, sillimanit.
      gneis
    • Amfibolit
      Sama dengan sekis, tetapi foliasi tidak berkembang baik, merupakan hasil metamorfisme regional batuan basalt atau gabro, berwarna kelabu, hijau atau hitam dan mengandung mineral epidot, (piroksen), biotit dan garnet.
      AmphiboliteUSGS
  2. Tak berfoliasi
    • Kwarsit
      Batuan ini terdiri dari kwarsa yang terbentuk dari batuan asal batupasir kwarsa, umumnya terjadi pada metamorfisme regional.
      kuarsit
    • Marmer/pualam (Marble)
      Terdiri dari kristal-kristal kalsit yang merupakan proses metamorfisme pada batugamping. Batuan ini padat, kompak dan masive dapat terjadi karena metamorfosa kontak atau regional.
      marmer
    • Grafit
      Batuan yang terkena proses metamorfosa (Regional/thermal), berasal dari batuan sedimen yang kaya akan mineral-mineral organik. Batuan ini biasanya lebih dikenal dengan nama batu bara.
      grafit-resmi
    • Serpentinit
      Batuan metamorf yang terbentuk akibat larutan aktif (dalam tahap akhir proses hidrotermal) dengan batuan beku ultrabasa.
      serpentine-76-b

4.6. Klasifikasi
Untuk mengindentifikasi batuan metamorf, dasar utama yang dipakai adalah strukturnya (foliasi atau tak berfoliasi), dan kandungan mineral utamanya atau mineral khas metamorf (lihat tabel 4.1 dan 4.2). Sedangkan klasifikasi secara umum dapat mempergunakan gambar 4.2.

klasifikasi batuan metamorf-vertmetamorf klasifikasiklasifikasi

Sumber
https://www.thinglink.com/scene/619127461094883328

http://www.pitt.edu/~cejones/GeoImages/6MetamorphicRocks/Slate.html

https://en.wikipedia.org/wiki/Phyllite

http://www.zodized.in/2014/11/jenis-jenis-batuan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Amfibolit

http://fastrans22.blogspot.co.id/2013/04/batuan-metamorfosa-full-pic.html

Categories
Geologi Dasar Petrologi

Batuan Beku

BATUAN BEKU

Batuan beku (igneous rock), merupakan batuan yang membeku langsung dari proses pembekuan magma, baik di bawah permukaan bumi, maupun di permukaan bumi itu sendiri. Sedangkan magma sendiri merupakan batuan cair yang liat dan pijar, bersuhu dan tekanan tinggi, serta mengandung senyawa-senyawa silikat.

Cirri khas batuan beku adalah kenampakan yang kristalin, yaitu kenampakan suatu massa dari unit-unit kristal yang saling mengunci, kecuali gelas (glassy) yang memiki kenampakan non kristalin.

Sebelum masuk ke klasifikasi sebaiknya kita mempelajari beberapa hal terlebih dahulu seperti komposisi, tekstur, dan struktur dari batuan beku tersebut, agar nantinya lebih paham dengan dasar-dasar pengklasifikasian dari beberapa ahli seperti C.Fenton, Dr.Russell B.Travis, dan Hamblin.

  1. Komposisi

Ada delapan mineral yang umum di jumpai di batuan beku dan biasa disebut sebagai mineral batuan beku (igneous mineral). Mineral-mineral tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:

  1. Mineral Asam = Felsic Minerals = Nonferromagnesian silicates

Mineral-mineral ini tersusun atas unsure silica dan alumina. Mineral ini berwarna cerah dan umumnya disebut mineral asam (felsik), kecuali plagioklas Ca. Mineral-mineral tersebut adalah:

  1. Kuarts
  2. Muskovit
  3. Feldspar Ortoklas
  4. Feldspar Plagioklas
  1. Mineral Basa = Mafic Minerals = Ferromanesian minerals

Mineral-mineral yang tersusun oleh unsure-unsur besi, magnesium dan kalsium, berwarna gelap dan biasa disebut mineral basa (mafik). Mineral-mineral tersebut adalah:

  1. Biotit
  2. Olivine
  3. Piroksin
  4. Hornblende
  5. Tekstur

Tekstur adalah kenampakan batuan yang berkaitan dengan ukuran, bentuk dan susunan butir mineral dalam batuan.

Derajat pengkristalan meliputi :

  1. Holokristalin (semua kristal)
  2. Hiokristalin (kristal dengan gelas volkanik)
  3. Holohialin ( semua gelas volkanik)

Bentuk kristal diklasifikasikan sebagai berikut :

  1. Euhedral : bentuk dan batas kristal baik.
  1. Subhedral : bentuk sdang, batas kristal ada yang baik ada yang jelek.
  1. Anhedral : bentuk dan batas kristal jelek.

Ukuran butir (menurut William dalam Williams dkk, 1954 : 32) :

  1. Halus : <>
  2. Sedang : 1 – 5 mm
  3. Kasar : 5 – 30 mm
  4. Sangat Kasar : > 30 mm

Tekstur batuan beku yang umum adalah :

  1. Phaneritic Granular

Bila butir mineral dapat dilihat dengan mata telanjang.

  1. Aphanitic

Bila butiran-butiran mineral sangat halus sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

  1. Porphyritic, dibedakan menjadi dua :
  1. Phaneroporphyritic (porphyritic-phaneritic)

Bila butiran-butiran mineral yang besar (mineral sulung atau fenokris) dikelilingi oleh mineral-mineral (masa dasar) yang butirnya berukuran lebih kecil yang mana dapat dilihat dengan mata telanjang.

  1. Porphyroaphanitic (porphyritic-aphanitic)

Bila butiran-butiran mineral sulung (fenokris) dikelilingi oleh masa dasar yang aphanitic.

  1. Gelas (glassy)

Bila batuan beku semata-mata tersusun oleh mineral gelas.

  1. Fragmental

Bila batuan beku tersusun oleh fragmen-fragmen bauan beku hasil letusan (erupsi) gunungapi.

  1. Struktur

Sturuktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda.

Macam-macam struktur :

  1. Masif

Bila batuan pejal tanpa retakan maupun lubang-lubang gas.

  1. Jointing

Bila batuan nampak mempunyai retakan.

  1. Vesikuler

Bila batuan menpunyai lubang-lubang gas.

Ada beberapa macam, yaitu :

  • Skoriaan (scoriaceous), bila lubang banyak dan tidak saling berhubungan umumnya dijumpai pada batuan beku basah.
  • Pumisan (pumiceous), bila lubang sangat banyak dan saling berhubungan, umumnya dijumpai pada batuan beku asam.
  • Aliran (flow), bila da kesan orientasi sejajar baik oleh kristal-kristal maupun oleh lubang-lubang gas.
  • Amigdaloidal, bila lubang-lubang gas pada batuan beku terisi oleh mineraineral sekuder ( terbentuk setelah pembekuan magma).
  1. Klasifikasi Batuan Beku
  2. Klasifikasi Batuan Beku Menurut Fenton

Menurut buku “The Rock Book” karangan Fenton, Fenton membagi jenis-jenis batuan beku berdasarkan beberapa hal, diantaranya:

  1. Warna dan Komposisi Mineral Dominan

Berdasarkan warna dan komposisi mineral dominant, Fenton membagi menjadi 2 yaitu:

  1. Berwarna Terang

Yang mana mengandung beberapa mineral iron-magnesian. Masih dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu ortoklas dominant, ortoklas dan plagioklas hamper setara, dan plagioklas dominant.

  1. Berwarna Gelap

Yang mana banyak mengandung mineral iron-magnesian. Masih dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu ada plagioklas dan tidak ada plagioklas.

  1. Tekstur dan Letak Kedalaman Saat Batuan Membeku

Berdasarkan tekstur dan letak kedalaman, Fenton membagi jenis batuan menjadi lima bagian:

  1. Butiran Kasar (Coarse Grained)

Mineral penyusun batuan ini kebanayakan dapat terlihat dengan mata telanjang. Batuan jenis ini terbentuk didalam (intrusive). Batuan jenis ini memilki 2 jenis tekstur yaitu porfiritik dan bukan porfiritik.

  1. Butiran Padat atau Butiran Halus (Dense or Very Fine Grained)

Berbeda dengan Coarse-Grained, mineral pada jenis batuan ini cenderung sulit terlihat oleh mata telanjang, karena begitu kecil dan halusnya. Batuan jenis ini rata-rata membeku di permukaan bumi (ekstrusif). Ada juga yang membeku didalam, tetapi tetap dekat permukaan (intrusive near surface). Batuan jenis ini juga memiliki 2 jenis tekstur yaitu porfiritik dan bukan porfiritik.

  1. Berbentuk Gelas (Glass, wholly or in part)

Batuan ini memiliki bentuk gelas pada seluruh bagiannya atau hanya pada beberapa bagian saja.

  1. Ekstrusive

Batuan jenis ini membeku di luar permukaan bumi. Fenton meninjau batuan ini dari segi letak pembekuan batu tersebut. Batuan jenis ini pasti porfiritik

  1. Berfragmen (Fragmental)

Bentuk lapisan pada batuan ini memiliki fragmen-fragmen. Batuan jenis ini membeku di permukaan bumi (ekstrusif).

Contoh Penamaan Batuan Beku Menurut Klasifikasi Fenton

 

  1. Nama Batuan : Riolit
  2. Deskripsi Batuan :
  3. Warna : berwarna terang (sedikit Fe dan Mg).
  4. Komposisi : dominan ortoklas, khususnya kuarsa.
  5. Tekstur : teksturnya porfiroafanitik. Yaitu tekstur yang memiliki fenokris (mineral sulung) dan ground mass (massa dasar), namun massa dasar itu sendiri tidak tampak oleh mata, sehingga tidak dapat di deskripsikan
  6. Kesimpulan dan Gambar Batuan

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa batuan ini disebut Batu Riolit.

 

  1. Nama Batuan : Basalt
  2. Deskripsi Batuan :
  3. Warna : berwarna gelap (banyak Fe dan Mg).
  4. Komposisi : dominan plagioklas
  5. Tekstur : teksturnya ialah afanitik (not porphyritic). Sehingga mineral-mineral dalam batuan ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
  6. Kesimpulan dan Gambar Batuan

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa batuan ini disebut Batu Basalt.

 

Kelebihan dan Kekurangan

  1. Kelebihan

Sistem klasifikasi Fenton dapat menampilkan lebih banyak jenis batuan dan lebih spesifik dibanding klasifikasi Hamblin. Tabel yang dibuat Fenton dirasa paling simple dan mudah untuk dipelajari karena tidak serumit table yang dibuat oleh Russell. Keunggulan lainnya, Fenton juga menampilkan pembagian batuan berdasarkan letak pembentukannya. Sehinnga klasifikasi inilah yang cocok untuk kegiatan lapangan, karena mudah dipahami.

  1. Kekurangan

Dalam klasifikasi yang dibuatnya, Fenton tidak dapat menampilkan indeks warna seperti klasifikasi Russell. Selain itu Fenton hanya menuliskan kandungan mineral sebuah batuan secara garis besar saja, sehingga ada kemungkinan kandungan mineral penting lainnya yang menyusun sebuah batuan tidak tersebutkan. Fenton juga belum bisa membagi batuan berdasarkan ukuran mineral, hanya porfiritk dan non porfirtik, tidak seperti klasifikasi Russsell yang telah membagi ke paneritik, porfiritik, dan afanitik. Dan kesimpulannya ialah, klasifikasi Fenton masih umum (belum spesifik) dan hanya mengandalkan kemampuan mata telanjang untuk membedakan batuan.

  1. Klasifikasi batuan beku menurut Hamblin dan Howard

Hamblin dan Howard mengidentifikasi batuan berdasarkan komposisi mineral yang terkandung didalam batuan tersebut. Selain komposisi mineral, Hamblin dan Howard juga membagi batuan dengan melihat tekstur dan dimana batuan itu terbentuk. Dengan kata lain, Klasifikasi Hamblin menekankan pada komposisi mineral yang terkandung dalam batuan dan tekstur dari batuan tersebut.

Komposisi sangat menentukan jenis batuan, beberapa langkah menentukan komposisi menurut Hamblin & Howard ialah sebagai berikut:

  1. Menentukan persentasi dari mineral yang gelap

(a) Acidic (asam) : sedikit mineral gelap, kebanyakan terang (abu-abu).

(b) Intermediate : hampir 50% mineral yang gelap (abu-abu tua).

(c) Basic (basa) : lebih dari 70% mineral yang gelap(gelap-hitam)

  1. Mentukan persentasi perkiraan dan tipe feldspar

(a) Feldspar merahmuda tergolong potassium-feldspar

(b) Feldspar putih/abu-abu mungkin tergolong potasium-feldspar / plagioklas.

(c) Jika feldspar memiliki garis putih melintang, jelas merupakan plagioklas.

  1. Mentukan persentasi perkiraan quartz

(a) 10-40% termasuk keluarga granite-rhyolite

(b) Kurang dari 10% termasuk keluarga diorite-andesite

(c) Tak ada termasuk keluarga gabbro-basalt.

Tekstur batuan yang dibuat Hamblin dan Howard adalah sebagai berikut :

– Faneritik : mempunyai ukuran mineral yang relatif sama dan bisa

dilihat dengan mata telanjang.

– Porfiritik-Faneritik : mempunyai mineral yang berukuran besar (fenokris)

dan kecil (massa dasar) dimana keduanya bisa dilihat

dengan mata telanjang.

– Afanitik : mineral-mineral penyusunnya berbentuk butiran halus

dan tidak dapat lagi dilihat dengan mata telanjang dan

harus menggunakan mikroskop.

– Porfiritik-Afanitik : sama dengan porfiritik faneritik Hanya disini massa

dasar batuan berbentuk butiran yang tak dapat dilihat

dengan mata telanjang.

– Kaca : berstruktur gelas

– Fragmen : batuan ini berasal dari hasil ledakan gunungapi (dapat

merupakan campuran antara mineral dan batuan). Fragmen ini biasa disebut piroklas.

Contoh Penamaan Batuan Beku Menurut Klasifikasi Hamblin-Howard

 

Sebuah batuan bertekstur faneritik. Mengandung 25% mineral olivine, 50% piroksen, dan 25% plagioklas. Batuan ini tergolong dalamjenis batuan intrusif. Sesuai dengan tabel klasifikasi yang dibuat Hamblin dan Howard maka batuan ini bernama Gabbro.

Sebuah batuan memiliki struktur mikrokristalin. Tergolong dalam batuan ekstrusif yang dekat dengan permukaan bumi. Mineral ini berwarna putih, abu-abu, dan merah muda. Mineral ini setidaknya mengandung sedikit fenokris berupa feldspar atau kuarsa sekitar 2-10%. Selain itu kandungan plagioklas didalamnya biasanya 0-33% dan biotite sekitar 10-33%. Sesuai dengan tabel yang dibuat Hamblin dan Howard maka batuan ini bernama batuan Riolit.

 

Kelebihan dan Kekurangan

  1. Kelebihan

Tabel klasifikasi yang dibuat Hamblin dan Howard begitu sederhana,

sehingga memudahkan penentuan nama batuan dengan komposisi yang telah tercantum dalam tabel tersebut.

  1. Kekurangan

Tabel yang terlalu sederhana yang disajikan Hamblin dan Howard membuat masalah warna tidak disajikan dalam tabel tersebut. Yang kedua, tabel yang dibuat oleh Hamblin dan Howard tidak dapat memuat semua batuan. Dan yang terakhir, batuan peperti Tuff, Obsidian, dan Breksi belum dikelompokkan sehingga masuk kedalam kelas khusus.

  1. Klasifikasi Batuan Beku Menurut Russell B. Travis

Pada tahun 1955, Russell B. Travis membuat sebuah klasifikasi batuan beku. Klasifikasi ini merupakan terdetil dibanding klasifikasi lainnya. Tekstur adalah fitur paling mencolok dari batuan beku, dan karena tekstur merupakan salah satu dasar pengklasifikasian batuan beku, maka penting bagi kita untuk memahami definisi dari berbagai tekstur tersebut.

  1. Derajat pengkristalan
  2. Holokristalin : semuanya kristal
  3. Hipokristalin : kristal dan gelas vulkanik
  4. Holohialin : semua gelas vulkanik
  5. Ukuran butir
  6. Phaneritic : terlihat dengan mata telanjang.

– Kasar : diameter lebih dari 5mm.

– Sedang : diameter antara 1-5mm.

– Halus : diameter kurang dari 1mm.

  1. Aphanitic : tidak terlihat dengan mata telanjang.

– Mikrokristalin : masing-masing terlihat dengan mikroskop.

– Kriptokristalin : terdiri dari butir-butir yang tak terlihat dengan mikroskop,tetapi bentuknya kristalin.

Glassy : sebagian besar terdiri dari struktur seperti

kaca/mengkilap.

  1. Hubungan Antar Butir
  2. Granular : terdiri dari butir-butir equidimensional / dengan

dimensi yang sama.

  1. Equigranular : terdiri dari butir-butir dengan ukuran yang hampir

sama.

  1. Granitic : hypidiomorphicgranular.
  2. Porphyritic : terdiri dari butiran-butiran dengan satu atau lebih

ukuran, dengan groundmass yang lebih halus.

  1. Diabasic : terdiri dari piroksen anhedral (atau amphibole),

terletak di antara plagioklas yang tak teridentifikasi.

  1. Ophitic : terdiri dari plagioklas laths yang mendekati piroksen.
  2. Pegmatitic : terdiri dari butir2 yang memperlihatkan kisaran

ukuran yang luas, tetapi jelas lebih besar dari batuan- batuan sebelumnya.

  1. Aplitic : allotrimorphic-granular, sugary (berbutir halus).
  2. Derajat Penampakan Kristal dalam Bentuk Butir (bentuk kristal)
  3. Yang mewakili dalam bentuk butir:

Euhedral (idiomorphic, automorphic) : bentuk dan batas kristal baik

Subhedral : hanya sebagian yang dibatasi permukaan kristal (bentuk sedang,batasnya ada yang baik ada yang jelek)

Anhedral (xenomorphic) : tak dibatasi permukaan kristal.

  1. Yang mewakili tekstur batuan beku

– Panidiomorphic : terutama terdiri dari butir-butir euhedral.

– Hypidiomorphic : campuran antara anhedral dan subhedral dan atau euhedral.

– Allotriomorphic : terutama terdiri dari butir-butir anhedral.

  1. Beberapa Tekstur Batuan Vulkanis yang Umum
  2. Vesicular : mempunyai lubang-lubang tubular
  3. Amygdaloidal : memiliki amygdule (pengisi lubang-lubang yang

terdiri dari secondary mineral / accessory mineral)

  1. Pumiceous : berlubang-lubang banyak, halus, dan tubular.

(banyak terdapat di batuan vulkanis silika)

  1. Scoriaceous : berlubang-lubang banyak, kasar, dan spherical (banyak terdapat di batuan vulkanis dasar)
  2. Spherulitic : dengan unsur/material kristalin (spherulites).

Menurut Russell B. Travis selain dengan melihat teksturnya, komposisi batuan seperti mineral utama, mineral tambahan khas menjadi factor untuk menentukan batuan secara detil. Selain itu, Russell memberikan indeks warna bagi masing-masing batuan, yang mana menjadi nilai lebih bagi pengklasifikasian batuan oleh Russell tersebut.

Contoh Penamaan Batuan Beku menurut Klasifikasi Russell B.

  1. Nama Batuan : Granit
  2. Deskripsi :

1) Komposisi Mineral

– Potash feldspar > 2/3 feldpsar total

– Kuarsa > 10 %

– Mineral utama : hornblende, biotit, piroksen, muskovit.

– Mineral tambahan : sodic amphiboles, aegirine, cancrinite, sodalit, tourmaline.

2) Index Warna = 10

3) Tekstur

Granit memiliki tekstur Equigranular. Mineral-mineral yang terkandung di dalamnya dapat dilihat langsung oleh mata.

 

 

 

  1. Nama Batuan : Diorit
  2. Deskripsi :

1) Komposisi Mineral

– Plagioklas > 2/3 feldspar total

– Potash feldspar <>

– Sodic plagioklas

– Kuarsa <>

– Mineral utama : hornblende, biotit.

– Mineral tambahan : sodic amphiboles, piroksen, feldspatoid.

2) Index Warna = 25

3) Tekstur

Diorit memiliki tekstur Equigranular sehingga mineral-mineral yang terkandung di dalamnya dapat dilihat langsung oleh mata.

 

Kelebihan dan Kekurangan

  1. Kelebihan

Kelebihan yang dimiliki klasifikasi batuan beku yang dibuat Russell B. Travis adalah penyajian klasifikasi yang dibuat secara lengkap dan detail untuk setiap batuan. Ditambah lagi apabila kita melihat tabel yang dibuat Russell B. Travis sebuah batuan dapat dijelaskan secara rinci. Russell B. Travis juga membagi komposisi mineral penyusun menjadi 2 yaitu mineral primer dan sekunder. Selain itu Russell B. Travis membuat rincian warna yang lebih jelas karena dia mencantumkan nomor indeks warna dari setiap batuan sehingga hal ini akan lebih memperjelas kita saat mempelajari warna dari mineral penyusun batuan beku.

  1. Kekurangan

Kekurangan yang dimiliki Russell adalah penyajian tabel yang terlalu detil dan lengkap kadangkala membuat tabel ini sulit untuk dipelajari apalagi untuk diingat. Padahal kita ketahui bahwa kita harus cepat dapat menyimpulkan nama sebuah batuan saat kita menemukan sebuah batu yang ada dilapangan tanpa harus menunggu waktu yang lebih lama.

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

  • Skinner, Brian. 1979. Rocks and Rock Minerals. Canada: John Wiley and Sons.
  • Soetoto, Ir. 2001. Geologi Dasar. Yogyakarta: Unpublished.
  • Travis B.R. 1955. The Rock Book. Quarterly of The Colorado School of Mines.
  • Fenton. 1940. The Rock Book. New York: Doubleday Company, inc.
  • Hamblin, W.K, Howard, J.D. 1964. Physical Geology 3rd Editon. Minnesota: Burgess Publishing Company.

 

Categories
Tanpa kategori

Sifat-Sifat Fisik Mineral

Sifat-Sifat Fisik Mineral

Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan  penyusun atom-atom yang beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia tersendiri. Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu (Graha,1987)

Sifat-sifat fisik yang dimaksudkan adalah:

  1. Kilap (luster)
  2. Warna (colour)
  3. Kekerasan (hardness)
  4. Cerat (streak)
  5. Belahan (cleavage)
  6. Pecahan (fracture)
  7. Bentuk (form)
  8. Berat Jenis (specific gravity)
  9. Sifat Dalam
  10. Kemagnetan
  11. Kelistrikan
  12. Daya Lebur Mineral

Kilap

Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena cahaya (Sapiie, 2006)

Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi  jenis:

a.    Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam:

  • Gelena
  • Pirit
  • Magnetit
  • Kalkopirit
  • Grafit
  • Hematit

b.    Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:

  • Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.
  • Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
  • Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.
  • Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada spharelit.
  • Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada serpentin,opal dan nepelin.
  • Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan limonit.

Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo 1994).

Warna

Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:

  • Putih                 :  Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)
  • Kuning              : Belerang (S)
  • Emas                 : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
  • Hijau                 :  Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)
  • Biru                    :  Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
  • Merah                : Jasper, Hematit (Fe2O3)
  • Coklat                : Garnet, Limonite (Fe2O3)
  • Abu-abu           : Galena (PbS)
  • Hitam                : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

Kekerasan

Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras .

 

Skala Kekerasan Mohs

Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia
1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
2 Gypsum CaSO4. 2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan dari alat penguji standar :

Alat Penguji Derajat Kekerasan Mohs
Kuku manusia 2,5
Kawat Tembaga 3
Paku 5,5
Pecahan Kaca 5,5 – 6
Pisau Baja 5,5 – 6
Kikir Baja 6,5 – 7
Kuarsa 7

 

Cerat

Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :

  • Pirit :  Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna hitam.
  • Hematit :  Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
  • Augite :  Ceratnya abu-abu kehijauan
  • Biotite :  Ceratnya tidak berwarna
  • Orthoklase  :  Ceratnya putih

Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 2006).

Belahan

Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur (Danisworo, 1994).

Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan.  Berikut contoh mineralnya:

a. Belahan satu arah, contoh : muscovite.

b. Belahan dua arah, contoh   : feldspar.

c. Belahan tiga arah, contoh    : halit dan kalsit.

Pecahan

Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).

Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:

  • Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa.
  • Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit, hipersten
  • Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.
  • Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.
  • Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.

Bentuk

Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf (Danisworo, 1994).

Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:

a.    Bangun kubus                     : galena, pirit.

b.    Bangun pimatik                  : piroksen, ampibole.

c.    Bangun doecahedon         : garnet

Mineral amorf misalnya          : chert, flint.

Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal sering mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupun di dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut agregasi mineral dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut:

  • Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran butirnya dapat dibedakan menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat dengan mata biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut mempunyai sakaroidal.
  • Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma tersebut begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi: struktur jarring-jaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier.
  • Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individu-individu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi.
  • Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda lain. Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.

Bentuk kristal mencerminkan  struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk pemerian atau pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006).

Berat Jenis

Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.

Sifat Dalam

Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah

  • Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa, orthoklas, kalsit, pirit.
  • Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas, tembaga.
  • Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum.
  • Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit.

Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit.

Kemagnitan

Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertical.

Kelistrikan

Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.

Daya lebur mineral

Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat keleburan.

Categories
Tanpa kategori

Mineral Silikat

Mineral silikat

  1. Pengertian

Mineral silikat adalah mineral yang paling mendominasi permukaan bumi. Hampir 95 persen mineral yang pernah ditemukan  di kerak bumi merupakan mineral silikat yang terdiri dari feldspar dan kuarsa. Kehadirannya yang melimpah menyebabkan mineral silikat menjadi kelompok mineral paling utama dari mineral-mineral pembentuk batuan.

Silicate adalah mineral yang tersusun atas silica dan alumunium silica. Melimpahnya mineral ini sebagai dampak akibat melimbahnya unsure oksigen, silicon dan alumunium di kerak bumi ( O= 47 persen, Si=28 persen dan Al=8 persen). Ion silica (Si+4) dan ion oksigen (O-2) saling berikatan membentuk tetrahedral silica (SiO4)-4

Dalam penggabungannya, ikatan yang terjadi dalam tetrahedral silicat anatara ion silica dan oksigen adalah ikatan setengah kovalen, dan setengah ionic.

Mineral silikat dikelompokkan berdasarkan pada cara penggabungan tetrahedra silika dan pola penggunaan bersama ion oksigen dalam struktur kristal. Tetrahedra dapat terbentuk independen tunggal dalam beberapa mineral, namun pada beberapa mineral lain mereka dapat pula bergabung dengan tetrahedra lain dengan cara berbagi satu, dua, tiga, atau keseluruhan empat anion oksigen. Kemungkinan penggabungan tersebut memberikan berbagai bentuk struktur mineral silikat. Struktur silikat semakin kompleks bila jumlah oksigen yang dipergunakan bersama unit SiO4-di dekatnya juga bertambah. Ketika jumlah oksigen bersama bertambah, struktur semakin terbuka dan semakin berkurang densitasnya, semakin banyak tempat untuk masuknya ion-ion besar, seperti kation Na+dan K+serta anion (OH)-.

  1. Struktur dan klasifikasi silikat

Berdasarkan cara penggabungan tetrahedra silika dan pola penggunaan bersama ion oksigen, silikat dibedakan dalam 6 kelompok, yaitu:

  1. Nesosilicates
  • Pengertian dan ciri

Neso= pulau, adalah mineral silikat yang dicirkan oleh tetrahedra silika tunggal yang tidak saling membagi ion oksigen dengan tetrahedra silika lainnya. Dengan kata lain tetrahedral silika yang belum bergabung satu sama lain, hanya berupa gugus-gugus silika yang terdiri dari 1 atom oksigen, dikelilingi 4 atom Si. Perbandingan ion silika (Si4+)  terhadap ion oksigen (O2-) dalam bangun tetrahedra adalah 1 : 4. Perbandingan ini mencerminkan rumus mineral nesosilikat, yang selalu tersusun oleh komponen (SiO4)4- sebagai tetrahedra tunggal. (SiO4)4- tidak berikatan dengan (SiO4)4- secara langsung, dihubungkan oleh ikatan ionic dari kation-kation terrestrial.

  • Gambar struktur

Lingkaran merah merupakan kation-kation terestrial

  • Contoh mineral

Olivine, Fayalite, Forsterit, Kelompok Garnet , Topaz

  1. Sorosilicate
  • Pengertian dan ciri

Dua tetrahedral saling berikatan membentuk satu unit, pada setiap tetrahedron satu O dipakai bersama dengan tetrahedron lainnya membentuk struktur menyerupai “ikatan dasi kupu-kupu”. Perbandingan ion silica (SiO4)4-  terhadap ion oksigen (O2-) adalah

2 : 7, mencerminkan rumus dasar sorosilikat yang selalu mengandung unsur (Si2O7)-6.

  • Gambar struktur
  • Contoh mineral

Kelompok Epidot terdiri dari lima mineral, yaitu epidot, klinozoisit, alanit, piemontit dan zoisit.

 

  1. Siklosilicate
  • Pengertian dan ciri

Kikos = lingkaran, bila dua atau lebih tetrahedral silica berikatan dengan menggunakan 2 atom O nya dan membentuk struktur tertutup seperti lingkaran. Perbandingan ion silika (Si4+) terhadap ion (O2-) adalah 1 : 3. Dalam siklosilikat, struktur yang terbentuk adalah cincin, dengan tiga bentuk dasar, yaitu: segitiga, segiempat Si4O12, dan heksagonal Si6O18.

  • Gambar struktur

 

  • Contok mineral

Benitoit (BaTiSi3O9), Aksinit (Ca,Fe,Mn)3Al2(BO3)(Si4O12)(OH), Beril (Be3Al2Si6O18)

 

  1. Inosilicate
  • Pengertian dan cirri

Ino = benang, dalam inosilikat tetrahedral dalam jumlah tak terhingga atau terhingga dihubungkan  melalui ion oksigen yang dipergunakan bersama membentuk struktur rantai.

Ada 2 tipe utama struktur rantai inosilikat, yaitu :

  • Struktur rantai tunggal, di mana tetrahedral single berikatan dengan single tetrahedral lainnya melalui oksigen. Struktur rantai tunggal ini diwakili oleh kelompok mineral terpenting pembentuk batuan yaitu kelompok Piroxen
  • Struktur rantai ganda, di mana 2 rantai single tetrahedral berikatan satu sama lain. Dan diwakili oleh kelompok mineral terpenting pembentuk batuan yaitu kelompok Amphibole

 

  • Gambar struktur

Rantai tunggal

Rantai ganda

  • Contok mineral

Rantai tunggal : Kelompok piroksen (Si2O6) contoh:  Enstatit, Diopsid, Augit, Aegirin, Jedeit.

Rantai ganda : Kelompok amfibol (Si8O22), terbagi menjadi 5 seri yaitu :  Tremolit-Aktinolit, Hornblende, Anthofilit, Cummingtonit, dan Alkali Amfibol.

Dalam inosilikat terdapat satu kelompok lagi yaitu kelompok Piroxenoid. Struktur kelompok piroxenoid hampir sama dengan kelompok piroxen, akan tetapi rantai pada struktur piroxenoid lebih tidak teratur, membelit, dan hampir seperti skrup. Strukturnya yang tidak teratur menyebabkan bentuknya memiliki tingkat simetrisan yang rendah. Dan hampir semua system kristalnya adalah triklinik.

Contoh mineral : Wolastonit, Rodhonit, dan Pektolit.

  1. Filosilikat
  • Pengertian dan ciri

Phillon = daun, ketika beberapa rantai tetrahedra silika dihubungkan melalui ion oksigen bersama. 3 atom O dipakai bersama oleh satu tetrahedral dengan tetrahedral lain. Rantai-rantai tersebut akan membentuk lembaran dalam dua dimensi, yang merupakan penciri mineral filosilikat. Silikat ini lazim disebut silikat lembaran, memiliki rasio Si/O 2 : 5 atau 4 : 10.

Karena dominasi (SiO4) tak terhingga dalam struktur, maka pola serpihan mineralnya cukup datar dan ada celah nyata, lembut dan memiliki spesifik gravity yang rendah, fleksibel dan elastic.

  • Gambar struktur

Dalam subkelas filosilikat terdapat :

  1. Mika Group : terdiri dari mineral Muskovit, Biotit, Lepidolit, Glaukonit, flogopit, apofilit.
  • Contoh mineral

Mineral filosilikat yang banyak dijumpai adalah serpentin, talk, klorit, mika, biotit, muskovit dan lempung. Mineral filosilikat lainnya yang tidak begitu melimpah adalah apofilit, prehnit, dan stilpnomelan.

  1. Tektosilikat
  • Pengertian

Mineral tectosilikat tersusun oleh tetrahedra silika yang terhubungkan melalui seluruh anion oksigen kepada tetrahedra di dekatnya dalam bentuk struktur kerangka tiga-dimensi. Mineral tektosilikat, seringkali disebut silikat kerangka, memiliki rasio Si/O 1 : 2. Dua kelompok utama mineral tektosilikat adalah kelompok silika SiO2 dan kelompok silikat aluminium feldspar. Kelompok tektosilikat penting lainnya mencakup: kelompok feldspatoid yang miskin silika namun kaya aluminium, dan kelompok zeolit yang kaya aluminium terhidrasi.

  • Gambar struktur

 

Dalam subklas tektosilikat terdapat :

  1. Silikat Group : terditri dari 5 mineral yang berbeda yaitu kuarsa, tridimit, kristobalit, opal, dan lekatelierit.

Kuarsa sangat mudah ditemukan, tridimit dan kristobalit tersebar pada batuan vulkanik tapi termasuk jarang, opal merupakan mineral yang tidak biasa dan lekatelierit merupakan mineral yang tergolong sangat jarang.

  1. Feldspar Group : merupakan mineral paling penting karena kelimpahannya sangat melimpah di permukaan bumi, terutama mudah ditemuai pada batuan vulkanik. terdiri dari dua sub-kelompok utama, yaitu feldspar potasium dan plagioklas.
  • Kelompok feldspar potasium mencakup polimorf ortoklas, mikroklin, dan sanidin, yang semuanya ditulis dengan rumus KAlSi3O8.

 

  • Kelompok plagioklas, dengan rumus kimia (Ca,Na)(AlSi)AlSi2O8.

Rumusan tersebut mencerminkan pergantian ion antara mineral albit (NaAlSi3O8) dan anortit (CaAl2Si2O8) yang menjadi cirri kelompok plagioklas. Sehingga komposisi plagioklas dinyatakan dalam proporsi anortit (%An), dimana komponen albit dinyatakan sebagai (100% – %An), menghasilkan enam varian plagioklas.

Yaitu           : Albite                                       Asam

                       Ologoklas

                       Andesin                                   Intermediet

                       Labradorit

                       Bitownit

                       Anortit                                     Basa

 

 

  1. Kelompok Feldspatoid : Sebagaimana feldspar, feldspatoid adalah tektosilikat pembawa aluminium. Namun feldspatoid memiliki kandungan silika lebih rendah dan kandungan aluminium lebih tinggi. Akibatnya, lebih banyak kation alkali (potasium, sodium, dan kalsium) yang diperlukan untuk menetralkan feldspatoid.

 

  • Identifikasi mineral :

Habit : Crystal commonly prismatic terminated by two sides of rhombohedral.

Cleavage and fracture : Generally none, concoidal.

Hardness : 7

Color : usually colorless or white

Streak : white

Luster : Vitreous in macrocrystalin, and waxy or dull in cryptocrystalin varieties.

Kuarsa dibagi atas 2 varietas, yaitu makrokristalin dan kriptokristalin:

Makrokristalin : milky quartz, amethyst, rose quartz, smoky quartz, citrine.

Kriptokristalin : Agate, jasper, karnelian, chert, tiger eye.

 

Muscovite and biotit :

Cristal system : monoclinic

Habit : usually in lameral ,asses or small flakes

Cleavage : 1 direction

Hardness : 2,5 (on cleavage), 4 (across cleavage)

Color : colorless or pale brown, gray (muscovite), dark green, brown, or black (biotite with iron content)

Streak : White

Luster : Vitreous sometimes pearly

 

opal

crystal system : none

hardness : 5.5-6.5

color : colorless, milky, also white, gray

streak : white

luster : vitreous or waxy

 

 

 

 

Categories
Tanpa kategori

Bentang Alam Karst

Bentang Alam Karstmenara karst

A. Definisi Bentang Alam Karst

  • Karst dalam bahasa Jerman adalah topografi hasil pelarutan.
  • Jadi bentang alam Karst adalah bentang alam yang dulunya berada dibawah air laut yang mengalami karstifikasi kemudian mengalami pergerakan lempeng sehingga bentang alam itu berada didaratan. ”pendapat penulis”.
  • Menurut Jenning (1971) didefinisikan sebagai lahan dengan relief dan pola penyaluran yang aneh, berkembang pada batuan yang mudah larut pada air alam dan dijumpai pada semua tempat pada lahan tersebut.
  • Flint dan Skinner (1977) mendefinisikan sebagai daerah yang berbatuan yang mudah larut dengan surupan (sink) dan gua yang berkombinasi membentukk topografi yang aneh (peculiar topography) dan dicirikan oleh adanya lembah kecil, penyaluran tidak teratur, aliran sungai secara tiba-tiba masuk kedalam tanah meninggalkan lembah kering dan muncul sebagai mata air yang besar.
  • Maka Bentang Alam Karst adalah “Suatu topografi yang terbentuk pada daerah dengan litologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas, penyaluran yang tidak teratur, aliran sungainya secara tiba-tiba masuk kedalam tanah dan meninggalkan lembah kering untuk kemudian keluar ditempat lain sebagai mata air yang besar”.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi bentang alam Karst

  1. Faktor Fisik
    1. Ketebalan batugamping

Perkembangan karst yang baik adalah batu gamping yang tebal, dapat masif atau yang terdiri dari beberapa lapisan dan membentuk unit batuan yang tebal, sehingga mampu menampilkan topografi karst sebelum habis terlarutkan.

Namun yang paling baik adalah batuan yang masif, karena pada batugamping berlapis biasanya terdapat lempung yang terkonsentrasi pada bidang perlapisan, sehingga mengurangi kebebasan sirkulasi air untuk menembus seluruh lapisan.

2. Porositas dan permeabilitas

Berpengaruh dalam sirkulari air dalam batuan. Semakin besar porositas sirkulasi air akan semakin lancar sehingga proses karstifikasi akan semakin intensif.

3. Intensitas struktur (kekar)

zona kekar adlah zona lemah yang mudah mengalami pelarutan dan erosi sehingga dengan adanya kekar dalam batuan, proses pelarutan berlangsung intensif.

Kekar yang baik untuk proses karstifikasi adalah kekar berpasangan (kekar gerus), karena kekar tsb berpasangan sehingga mempertinggi porositas dan permeabilitas. Namun apabila intensitas kekar sangat tinggi batuan akan mudah tererosi atau hancur sehingga proses karstifikasi terhambat.

2. Faktor Kimia

Kondisi kimia batuan, dalam pembentukan topografi kars diperlukan sedikitnya 60% kalsit dalam batuan dan yang paling baik diperlukan 90% kalsit. Kondisi kimia media pelarut, dalam proses karstifikasi media pelarutnya adalah air, kondisi kimia air ini sangat berpengaruh terhadap proses karstifikasi. Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang mengandung asam.

Air hujan mengikat CO2 di udara dan dari tanah membentuk larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3).Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan batugamping.

3. Faktor biologis

Aktivitas tumbuhan dan mikrobiologi dapat menghasilkan humus yang menutup batuan dasar, mengakibatkan kondisi anaerobic sehingga air permukaan masuk ke zona anaerobic, tekanan parsial CO2 akan meninggkat sehingga kemampuan melarutkannya juga meningkat.

  1. Faktor iklim dan lingkungan

Kondisi lingkungan yang mendukung adalah adanya lembah besar yang mengelilingi tempat yang tinggi yang terdiri dari batuan yang mudah larut (batugamping) yang terkekarkan intensif. Kondisi lingkungan di sekitar batugamping harus lebih rendah sehingga sirkulasi air berjalan dengan baik, sehingga proses karstifikasi berjalan dengan intensif.

C. Proses Pembentukan Bentang Alam Karst

Kondisi batuan yang menunjang terbentuknya topografi karst ada 4, yaitu:

  1. Mudah larut dan berada di atau dekat permukaan.
  1. Masif, tebal dan terkekarkan.
  1. Berada pada daerah dengan curah hujan yang tinggi.
  1. Dikelilingi lembah

Proses pelarutan pada batugamping, meninggalkan morfologi sisa pelarutan, perkembangan morfologi sisa ini dapat dibagi menjadi 4 fase, yaitu :

  1. Terjadi pelarutan pada batuan terkekarkan sehingga membentuk lembah yang kemudian merupakan zona yang lebih cepat mengalami pelarutan (zona A) dibandingkan dengan zona B yang tidak mengalami pengkekaran.pelarutan
  2. Karena zona A lebih cepat mengalami pelarutan, maka zona ini segera terbentuk lembah yang dalam, sementara pada zona B masih berupa dataran tinggi dengan gejala pelarutan di beberapa tempat.pelarutan2
  3. Pelarutan pada kedua zona terus berjalan sehingga pada fase ini mulai terbentuk kerucut-kerucut karst pada zona B. Pada kerucut karst ini tingkat pelarutan/erosi vertikalnya lebih kecil dibandingkan lembah di sekitarnya.pelarutan3
  4. Karena adanya erosi lateral oleh sungai maka zone A berada pada batas permukaan erosi dan pada zona B erosi vertikal telah berjalan lebih lanjut sehingga hanya tinggal beberapa morfologi sisa saja, morfologi sisa ini disebut menara karst.pelarutan4

D. Bentuk-Bentuk Bentangalam Karst:

Dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu bentuk-bentuk minor dan bentuk-bentuk mayor. Menurut Bloom (1979):

  • karst minor adalah bentang alam yang tak dapat diamati pada foto udara atau peta topografi.
  • karst mayor adalah bentang alam yang dapat diamati baik didalam foto udara atau peta topografi.

    Bentuk-bentuk topografi karst minor adalah :

  1. LapiesMerupakan bentuk tak rata pada permukaan batugamping akibat adanya proses pelarutan, penggerusan atau karena proses lain. Klasifikasi Lapies menurut Ritter (1979):.lapies
  2. Karst Split 

Adalah celah pelarutan yang terbentuk dipermukaan. Kars split sebenarnya merupakan perkembangan dari kars-runnel (solution runnel). Bila jumlah kars runnel banyak dan saling berpotongan maka akan membentuk kars split (Srijono, 1984 dalam Widagdo, 1984).

3. Parit Karst

Adalah alur pada permukaan yang memanjang membentuk parit. Srijono (1984), mengemukakan bahwa parit kars ini merupakan kars split yang memajang sehingga membentuk parit kars.parit karts

4. Palung Karst

Adalah alur pada permukaan batuan yang besar dan lebar, dibentuk oleh proses pelarutan. Kedalamannya dapat mencapai lebih dari 50 cm. biasanya terbentuk pada permukaan batuan yang datar atau miring rendah dan dikontrol oleh struktur yang memanjang.

5. Speleothem

Adalah hiasan yang terdapat didalam gua yang dihasilkan oleh endapan berwarna putih, bentuknya seperti tetesan air, mengkilat dan menonjol. Hiasan ini merupakan endapan CaCO3 yang mengalami presipitasi pada saat air tanah yang membawanya masuk kedalam gua (Sanders, J.E., 1981). V.8). contoh Stalagmit, Stalagtit dan Masif Column. Massif column adalah bila stalagmite dan stalagtit bertemu.stalactite dan stalagmite

6. Fitokarst

Adalah permukaan yang berlekuk-lekuk, dengan lubang-lubang yang saling berhubungan. Antara lubang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh tepi-tepi yang tajam, sehingga memberikan bentuk seperti bunga karang pada menara (pinnacles) kars. Morfologi ini terbentuk karena adanya pengaruh aktifitas biologis yaitu adanya algae yang yang tumbuh didalam batugamping.

Bentuk-bentuk bentang alam karst mayor:

  1. Surupan (doline atau Sinkhole) 

Yaitu depresi tertutup hasil pelarutan denagn diameter mulai dari beberapa meter sampai beberapa kilometer, kedalamannya mencapai ratusan meter dan bentuknya dapat bundar atau lonjong (oval), (Twidale, 1967).doline

Menurut Cvijic, bentuk doline dibedakan menjadi:

– Doline Mangkok: perbandingan lebar dan kedalaman 10:1 dan kemiringan lereng doline berkisar antara 100-120.

– Doline Corong: diameter dua atau tiga kali kedalamannya dan lereng doline berkisar antara 300-400

– Doline sumuran: diameter lebih kecil dari kedalamannya, lereng vertikal.

Menurut Bogli (1980) berdasarkan cara pembentukan (genetik), doline dibedakan menjadi:

-Doline pelarutan: terbentuk oleh pelarutan yang terkonsentrasi akibat keberadaan kekar,pelebaran pori-pori batuan, dijumpai di sebagian besar awal proses karstifikasi.

-Doline aluvial: hampir sama dengan doline pelarutan tetapi batugamping tertutup oleh endapan aluvial, cekungan terjadi karena aluvium terbawa ke sistem drainase bawah permukaan

-Doline amblesan: terjadi karena lapisan batugamping ambles perlahan-lahan karena di bawah lapisan batugamping terdapat rongga.

-Doline runtuhan: terbentuk akibat goa/saluran dekat permukaan runtuh akibat tidak mampu menahan atapnya.

2. Uvala

Adalah gabungan beberapa doline sehingga membentuk depresi tertutup besar dan lantai dasarnya tidak rata. Ukuran diameternya berkisar antara 5 – 1000 meter dan kedalamannya berkisar antara 1- 200 meter, dindingnya curam

3. Polje

Depresi tertutup yang besar dengan lantai dasar dan dinding yang curam, bentuknya tidak teratur dan biasanya memanjang searah jurus perlapisan atau zona lemah structural.

Ciri-ciri polje:

  1. Dasar yang rata berupa batuan maupun tertutup sedimen,
  2. Cekungan tertutup yang dibatasi perbukitan pada kedua sisi atau salah satu sisinya,
  3. Mempunyai drainase karstik,
  4. Dasar yang rata mempunyai lebar minimum 400 meter.

Klasifikasi Polje:

  • Polje perbatasan: terbentuk apabila sistem hidrologi didominasi oleh sistem alogenik,
  • Polje struktural: terbentuk oleh patahan dengan dasar berupa batuan impermeable,
  • Polje baselevel: terbentuk pada stadium akhir perkembangan karst.klasifikasi polje

4. Jendela Karst

Adalah  lubang  pada  atap  gua  yang menghubungkan antara ruang dalam gua dengan udara diluar yang terbentuk karena atap gua tersebut runtuh, (Twidale, 1976). Disamping itu jendela kars dapat pula terbentuk pada atap sungai bawah tanah.jendel karst

5. Lembah Karst (Kars Valley)

Adalah lembah atau alur yang besar yang terdapat pada lahan karst. Lembah ini terbentuk oleh aliran air permukaan yang mengerosi batuan yang dilaluinya.lembah karst

Dalam hal ini disebutkan ada empat macam lembah karst, yaitu :

  • Allogenic Valley, yaitu lembah yang bagian hulunya berada pada batuan yang kedap air kemudian masuk kedalam daerah karst. Aliran deras maka lembah yg dibentuk akan panjang.
  • Lembah Buta (Blind Valley), yaitu lembah atau sungai pada lahan kars yang secara tiba-tiba berakhir pada suatu tempat dan biasanya pada akhir lembah ini air permukaan tanah akan masuk kedalam tanah.
  • Pocket Valley, yaitu lembah yang dimulai dari tempat keluarnya air yang masuk melalui surupan. Lembah in umumnya berbentuk huruf U dan memiliki tebing yang curam, ukurannya tergantung besar kecilnya debit mata air yang keluar. Sweeting (1973) dalam Ritter (1978) menyebutkan bahwa panjang lembah ini dapat mencapai 8 km, lebar 1 km dan dalamnya berkisar antara 300 – 400 meter. 
  • Lembah Kering (Dry Valleys), yaitu lembah yang tidak berfungsi sebagai penyaluran air permukaan (kering), karena air hujan yang jatuh dan masuk kedalam lebah ini dengan segera akan meresap kedalam retakan batuan dasarnya.

6. Gua (Cave)

yaitu serambi atau ruangan bawah tanah yang dapat dicapai dari permukaan dan cukup besar bila dimasuki oleh manusia (Sanders, 1981). Gua teridiri dari rangkaian ruangan sehingga kedalamannya dapat mencapai ratusan meter (Lihat gambar V.13). Gambar V.13. Mulut Gua Semuluh di Gunung Sewu yang bentuknya dipengaruhi oleh kekar (Samodra, 1996).cave

7. Terowongan

Yaitu lorong bawah tanah yang terbentuk oleh pelarutan dan penggerusan air tanah atau oleh aliran bawah tanah (Von Engeln, 1942). Terowongan alam memiliki ukuran yang bervariasi artinya dapat berukuran besar atau kecil. Sebagai contoh, terowongan di Virginia dapat berukuran mencapai 275 meter, tingginya 23 meter dan lebarnya 40 meter.terowongan

Bentuk-bentuk sisa Pelarutan

  1. Kerucut karst

Bukit Kars yang berbentuk kerucut dan berlereng terjal dan dikelilingi oleh depresi/bintang (Bloom, 1979).kerucut karst

2. Menara Karst

Bukit sisa pelarutan dan erosi berbentuk menara dengan lereng yang terjal, tegak atau menggantung, terpisah satu dengan yang lain dan dikelilingi oleh dataran alluvial.turm

3. Mogote

Bukit terjal yang merupakan sisa pelarutan dan erosi, umumnya dikelilingi oleh dataran alluvial yang hampir rata (Flat).mogote

4. Vaucluse

Gejala karst yang berbentuk lubang tempat keluarnya aliran air tanah.vancluse

5. Turm Karst

Lingkungan karst yang berupa bukit-bukit kars (Kerucut kars) yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain.menara karst

Categories
Tanpa kategori

Struktur dan Tekstur Batuan Beku

A. Pengertian

  1. Struktur batuan

Adalah gambaran tentang kenampakan atau keadaan batuan, termasuk di dalamnya bentuk atau kedudukannya. Struktur batuan mengamati ciri-ciri batuan dalam berskala besar, yang dapat diamati di lapangan, seperti perlapisan, lineasi, kekar-kekar, dan vesikularitas. Oleh karena itu sebongkah batuan (hand speciment) tidak dapat mendeskripsikan struktur batuan tersebut.

  1. Tekstur batuan

Mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum,dan sesudah kristalisasi. Oleh karena itu, sebongkah batuan (hand speciment) dapat mendeskripsikan tekstur batuan dengan ketelitian hingga 75%.

Berdasarkan keterjadiannya, Struktur batuan dapat dikelompokkan menjadi:

  • Struktur primer, yaitu struktur yang terjadi pada saat proses pembentukan batuan. Misalnya cross bedding pada batuan sedimen atau kekar akibat cooling joint pada batuan beku.
  • Struktur skunder, yaitu struktur yang terjadi kemudian setelah batuan terbentuk akibat adanya proses deformasi atau tektonik. Misalnya fold, fault dan joint.

B. Tekstur dan Struktur Pada Batuan Beku

  1. Tekstur Pada Batuan Beku

Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan keteraturan mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Faktor utama yang berperan dalam pembentukan tekstur pada batuan beku adalah kecepatan pembekuan magma.

Faktor lain :

  • Kecepatan difusi, kecepatan atom dan molekul berdifusi dalam cairan,
  • Kecepatan pembentukan kristal,
  • Kecepatan pertumbuhan kristal.

Tekstur umumnya ditentukan oleh beberapa hal yang penting, yaitu:

  1. Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.

Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:

  • Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.
  • Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.
  • Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.

2. Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:

  • Fanerik, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:

granularitas

  • Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya.

contoh afanitik

Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:

  • Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
  • Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
  • Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

bentuk kristal anhedral

Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Equigranular yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar, Berdasarkan keidealan kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
  • Panidiomorfik granular yaitu mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
  • Hipidiomorfik granular yaitu mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.

  • Allotriomorfik granular yaitu mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.

2. Inequigranular yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.

  1. Struktur Pada Batuan Beku

Berikut struktur-struktur yang berhubungan dengan aliran magma:

  • Schlieren: struktur kesejajaran yang dibentuk mineral prismatik, pipih atau memanjang atau oleh xenolith akibat pergerakan magma.
  • Segregasi: struktur pengelompokan mineral (biasanya mineral mafik) yang mengakibatkan perbedaan komposisi mineral dengan batuan induknya.
  • Lava bantal: struktur yang diakibatkan oleh pergerakan lava akibat interaksi dengan lingkungan air, bentuknya menyerupai bantal, di mana bagian atas cembung dan bagian bawah cekung.

Berikut struktur-struktur yang berhubungan dengan pendinginan magma:

  • Vesikuler:lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava).
  • Amigdaloidal: lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava), yang telah diisi oleh mineral sekunder, seperti zeolit, kalsit, kuarsa.
  • Kekar kolom: kekar berbentuk tiang dimana sumbunya tegak lurus arah aliran.
  • Kekar berlembar: kekar berbentuk lembaran, biasanya pada tepi/atap intrusi besar akibat hilangnya beban, atau pada lava.

Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai struktur batuan beku.

  1. Struktur batuan beku ekstrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:

  1. Masif yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.masif
  2. Sheeting joint yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.sheeting joint
  3. Columnar joint yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.columnar joint
  4. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpalgumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.pillow lava
  5. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.vesikular
  6. Amigdaloidal yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeoli.amigdaloidal
  7. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran.struktur aliran

 

Struktur Batuan Beku Intrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.

  1. Konkordan

Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini yaitu :

  • Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan
  • Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.
  • Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
  • Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer.

2. Diskordan

Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:

  • Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
  • Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
  • Stock, yaitu  tubuh  batuan  yang  mirip  dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil.

struktur batuan intrusif

Categories
Sedimentology

Lingkungan Pengedapan Continent

Lingkungan pengedapan Continent

Lingkungan Pengendapan di Darat antara lain :

  1. Alluvial fan

Alluvial Fan

Merupakan kenampakan pada mulut lembah yang berbentuk kipas yang merupakan hasil proses pengendapan atau merupakan akhir dari sistem erosi-deposisi yang dibawa oleh sungai. Lingkungan ini umumnya berkembang di kaki pegunungan, dimana air kehilangan energi untuk membawa sendimen ketika melintasi dataran. Dari lereng  tersebut, endapan menyebar dengan sudut kemiringan makin landai. Fraksi kasar akan terakumulasi di dekat kemiringan lereng, sedangkan fraksi halus akan terdapat pada daerah dataran.

Sungai yang mengalir di daerah kipas cenderung berubah-ubah arah, karena pembendungan di daerah hulunya oleh fraksi kasar. Kipas alluvial dapat terjadi pada kaki gunung api, kaki tebing dari gawir sesar, atau pada lembah di bawah suatu lembah lain, tergantung pada kondisi dan posisi daerah erosi. Pada daerah beriklim kering, di kaki pegunungan sering dijumpai akumulasi endapan dari longsoran batuan dengan lereng yang landai dan berangsur datar. Daerah tersebut dinamakan rock pediment, rock plane atau conoplain. Daerah yang terletak antara daerah erosi dan daerah endapan disebut zone of planation. Jika akumulasi endapan hasil longsoran tersebut berbentuk kipas disebut pula rock fan.

Gawir sesar (Scarp) adalah dinding terjal yang dibentuk oleh patahan yang bagian salah satunya naik ke atas sehingga posisinya lebih tinggi.

  1. Lacustrin

Lacustrine depositional

Lingkungan pengendapan Lakustrin adalah lingkungan tempat berkumpulnya air yang tidak berhubungan dengan laut. Lingkungan ini bervariasi dalam kedalaman, lebar dan salinitas yang berkisar dari air tawar hingga hipersaline. Pada lingkungan ini juga dijumpai adanya delta, barried island hingga kipas bawah air yang diendapkan dengan arus turbidit. Danau juga mengendapkan klastika dan endapan karbonat termasuk oolit dan terumbu dari alga .(Lakustrin itu ibaratnya berupa danau tempat berkumpulnya sedimen yang nantinya berubah menjadi reservoar hidrokarbon) Lingkungan ini terbentuk dari proses tektonik, gerakan tanah, volkanik, deflasi (deflasi artinya perubahan akibat pengikisan permukaan tanah) oleh wind scour (erosi oleh angin biasa terjadi dipesisir pantai/di darat) dan fluvial (fluvial artinya proses sedimentasi material asal daratan kelaut), tetapi proses utama terjadi karena proses rifting.(rifting artinya peretakan/bukaan akibat extension/tarikan oleh gaya tektonik).

Lingkungan Lakustrin terbentuk pada fase synrift (synrift artinya proses pengendapan sedimen berlangsung sebelum terbentuk cekungan (basin) atau sedimentasi bersamaan dengan aktifitas pembentukan basin atau sedimentasi pada basin yg belum stabil sampai dengan subsiden regional postrift (regional postrift adalah proses pengendapan sedimen berlangsung setelah terbentuk cekungan/basin atau sedimentasi pada basin yg sudah stabil), sebelum lingkungannya berubah menjadi delta atau marin”.Pada daerah beriklim kering dapat terbentuk endapan evaporit. Endapan danau ini dibedakan dari endapan laut dari kandungan fosil dan aspek geokimianya.

Danau dapat terbentuk melalui beberapa mekanisme, yaitu berupa pergerakan tektonik sebagai pensesaran dan pemekaran; proses glasiasi seperti ice scouring, ice damming dan moraine damming (penyumbatan oleh batu); pergerakan tanah atau hasil dari aktifitas volkanik sebagai penyumbatan lava atau danau kawah hasil peledakan.

  1. Aeolian

Lahan aeolian merupakan lahan yang terjadi karena bentukan asal proses angin dan gabungan pelapukan dengan aliran air (Herlambang, 2009). Di mana dalam proses terjadinya melalui pengikisan, pengangkutan, dan juga pengendapan oleh angin.

 Syarat Berkembangnya Lahan Aeolian:

  1. Tersedia material berukuran pasir halus-kasar dalam jumlah banyak.
  2. Adanya periode kering yang panjang dan tegas.
  3. Adanya angin yang mampu mengangkat dan mengendapkan bahan pasir tersebut.
  4. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi/objek lain.

Endapan angin terbentuk karena pengikisan, pengangkutan, dan pengendapan bahan-bahan tidak kompak oleh angin.

 

Proses Terbentuknya Lahan Aeolian

  1. Pengikisan oleh Angin

Angin mengikis permukaan bumi melalui deflasi, eddy turbulensi, dan abrasi.

  1. Deflasi (deflation)

Proses deflasi merupakan gerakan tiupan angin yang membawa materi batuan, baik berupa debu halus, pasir, maupun materi yang kasar dan berat. Proses ini sering terjadi di daerah yang merupakan tempat terkumpulnya pasir, misalnya di basin kecil atau pada bukit pasir. Deflasi cenderung menyebabkan terbentuknyaa formasi-formasi baru di daerah depresi. Dibandingkan dengan erosi air atau sungai keadaannya berlawanan, erosi air di daerah yang berelief tinggi sangat kuat, sebaliknya erosi angin/deflasi di daerah cekungan/basin sangat kuat.

Deflasi hanya dapat terjadi setelah materi batuan mengalami pencucian dan kemudian dibawa ke tempat yang kebih rendah. Materi yang diendapkan tersebut pada umumnya berupa butiran halus sehinnga mudah menglami deflasi.

deflations
Deflasi
  1. Korasi (corrasion)

Korasi angin dapat menimbulkan beberapa bentuk atau bentang alam yang sangat luas. Gerakannya hanya dapat terjadi di dekat permukaan tanah. Ini terjadi karena angin tidak dapat mengangkut pasir ke tempat yang lebih tinggi lagi.

Berdasarkan kerjanya korasi dapat dibedakan :

  1. Polishingdan pitting

Gerakan angin yang membawa/disertai pasir disebut dengan polishing. Gerakan angin yang membawa pasir mempunyai kemampuan untuk melubangi batuan, kemampuan untuk melubangi batuan ini disebut dengan pitting.

polishing and pitting

2. Grooving dan shaping

Batuan yang telah berlubang sebagai akibat kekuatan pitting akan terus mengalami proses pembentukan lubang sehingga makin lama makin besar dan dalam. Proses melubangi secara terus-menerus sehingga menjadi lubang yang besar dan dalam disebut dengan grooving.Batuan yang berlubang-lubang besar tersebut kemudian berubah menjadi pecah-pecah dan berkeping-keping. Proses terjadinya pecahan dan keping-keping ini disebut shaping.

external-geological-processes-and-landscapes-18-638

  1. Faceting

Batuan yang telah berkeping-keping berubah menjadi lebih kecil lagi. Proses perubahan batuan menjadi bagian lebih kecil disebut dengan faceting.Kecepatan korasi terhadap massa batuan di daerah kering sangat tergantung dari tingkat kekerasan batuan dan kekuatan angin itu sendiri.

  1. Pengangkutan oleh Angin

Materi batuan yang mudah terangkut oleh angin adalah materi-materi halus, misalnya debu. Materi yang halus ini akan diterbangkan angin sampai ke tempat yang cukup jauh.

Adapun jenis-jenis gerakan pengangkutan materi oleh angin adalah:

  1. Suspensi (suspension)

Merupakan gerakan vertikal tiupan angin yang mampu mengangkut materi-materi halus ke tempat yang lebih jauh. Gerakan ini tidak besar peranannya dalam mengangkut pasir karena kemampuan mengangkut ke atas sangat terbatas. Kadang terjadi juga tubulen.

  1. Saltasi (saltation)

Yaitu gerakan meloncat materi butiran yang disebabkan oleh tabrakan dan pantulan angin yang bermuatan pasir. Gerakan saltasi secara langsung disebabkan tekanan angin terhadap butiran pasir, pasir yang ditiup angin pada umumnya mempunyai gerakan saltasi.

  1. Rayapan permukaan (surface crep)

Gerakan rayapan permukaan disebabkan oleh karena tubrukan materi butiran oleh gerakan saltasi. Terjadinya tubrukan materi butiran ini secara teratur, tetapi kadang-kadang juga tersebar menjadi pecahan-pecahan di atas tempat jatuhnya pasir. Oleh karena benturan ini gerakan materi butiran menjadi lambat yang selanjutnya menjadi rayapan permukaan.

transport by wind

  1. Pengendapan oleh Angin

Proses pengendapan ini terjadi apabila butiran yang telah terbawa angin tadi jatuh setelah gerakan menjadi lambat. Selain karena kecepatan yang menjadi lambat, pengendapan juga dapat terjadi karena butiran yang terbawa oleh angin mengalami benturan terhadap permukaan kejadian ini sebagai hasil dari proses saltasi dan rayapan tanah. Bentuk endapan dari proses ini tidak datar atau halus tetapi bergelombang. Setelah mengendap butiran-butiran tersebut mengumpul menjadi suatu bentuk lahan yang baru.

Bentuk Lahan Hasil Aeolian

  1. Bentuk Lahan Hasil Erosi Angin
  2. Desert pavement(pebble armor)

Yaitu permukaan yang terdiri atas batuan kerikil dan kerakal di daerah gurun, sebagai akibat bahan-bahan halus mengalami deflasi.

desert pavement

  1. 2.Blow out,

Cekungan di daerah gurun sebagai akibat deflasi pada materi hasil pelapukan di permukaan yang berukuran halus.

blow out deposition aeolian

  1. Ventifact

Permukaan batuan yang menjadi rata karena korasi, terutama yang berukuran halus (debu dan liat) yang terbawa oleh angin.

ventifact

Contoh Ventifact

  1. Dreikanter,

Seperti ventifact tetapi bentuknya piramida karena arah angin berubah-ubah (dari tiga sisi).

dreikanter

Contoh Dreikanter

  1. Groove

Merupakan alur-alur memanjang pada permukaan batuan karena erosi angin.

groove

Contoh Groove

  1. Yardang

Merupakan pegunungan memanjang dan paralel (tinggi< 10m, panjang -100m ) berkembang di daerah bebatuan lunak.

yardang

Contoh Yardang

Bentuk-Bentuk Hasil Pengendapan Angin

Aktivitas angin dalam mengendapkan material dipengaruhi oleh kecepatan angin, rintangan (batu, vegetasi), dan material yang dibawa oleh angin.

  1. Loess

yaitu endapan oleh angin berupa debu, pada umumnya berwarna kekuningan, tersusun dari berbagai mineral tidak berlapis-lapis tetapi cukup kuat terikat.

 loess

  1. Endapan pasir,ada beberapa tipe yang ditentukan oleh jumlah pasir dan vegetasi:
    1. Sand sheetadalah hamparan pasir tipis yang menutup daerah relatif datar, permukaannya tidak bergelombang.

The-Selima-Sand-Sheet

Contoh Sand sheet

  1. Ripple (riak) adalah endapan pasir yang permukaannya bergelombang, tinggi bervariasi 1-500mm, panjang 50-300m. endapan pasir tebal yang permukaannya bergelombang ripple tetapi lebih besar disebut undulasi; yang tingginya sampai 400m dan panjang 4km disebut draa(Mcgadune).

ripple

Contoh Ripple Mark akibat angin

  1. Sand shadow,adalah timbunan pasir di belakang suatu rintangan, seperti semak-semak/batu.

spartina

Contoh Sand shadow (spartina)

  1. Sand fall adalah timbunan pasir di bawah cliff atau gawir.

sand fall

Sand Fall

  1. Sand drift yaitu timbunan pasir pada suatu gap/celah antara dua rintangan.

sand drift2

Contoh Sand drift

  1. Gumuk pasir (dunes)adalah gundukan bukit/igir dari pasir yang teerhembus angin. Gumuk pasir mempunyai penampang tidak simetri, kemiringan lereng pada arah datangnya angin 5º sampai dengan 10º dan arah membelakangi arah angin 30º sampai dengan 34º. Apabila tidak ada stabilisasi oleh vegetasi gumuk pasir cenderung bergeser ke arah datangnya angin.

Pada umumnya gumuk pasir terdapat di daerah:

  1. Mempunyai pasir sebagai material utama.
  2. Kecepatan angin tinggi, untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran pasir.
  • Permukaan tanah yang tersedia untuk pengendapan pasir.

Selain itu gumuk pasir juga terdapat di:

  • Gisik pasir dengan angin pantai
  • Dekat sungai yang dasarnya pasir
  • Daerah yang mempunyai musim kering
  • Daerah gurun yang mengalami penghancuran batuan
  • Endapan glasial dan dasar danau glasial pasiran.

Gumuk pasir dapat dibedakan menjadi:

  • Gumuk pasir sabit (barchan)

sisi yang menghadap arah angin landai dan yang di belakang (slip face) terjal. Penampang gumuk tidak simetri pada puncaknya, tetapi berangsur-angsur menjadi hampir simetri pada tanduknya. Ketinggian 5-15m maksimum 30m. Berkembang di daerah yang vegetasinya terbatas.

  • Gumuk pasir melintang (transversal dunes)

Posisi melintang arah angin/ tegak lurus arah angin. Terbentuk pada daerah yang banyak cadangan pasirnya dan sedikit tumbuhan. Sering meliputi daerah luas dan berkembang berbentuk seperti ombak dengan punggung melengkung dan melintang tegak lurus arah angin. Penampang tidak simetri, lebar tujuh kali ketinggian. Ketinggian 5-15m maksimum 100m. dapat berubah menjadi sabit apabila sumber pasirnya berkurang.

  • Gumuk pasir parabolik (parabolic dunes)

Berbentuk sabit dengan tanduk yang panjang ke arah datangnya angin. Terbentuk di mana vegetasi menahan bagian tanduk. Memungkinkan bagian tengah gumuk berpindah dan menghasilkan gumuk berbentuk jepit rambut. Penampang tidaksimetri pada puncak dan hampir simetri pada tanduk, sisi belakang gumuk lebih curam daripada sisi depannya. Gumuk tidak mudah berpindah, dengan ketinggian 1:15m. Gumuk pasir parabolik dapat terbentuk karena blow out.

  • Gumuk pasir memanjang (longitudinal dunes/seif)

Berupa gundukan pasir yang hampir klurus sejajar arah angin. Terjadi karena pengaruh angin yang kuat terkumpul dan berhembus dengan arah tetap. Penampang gumuk simetris, ukuran lebar beberapa kali ketinggian. Ketinggian <15m,panjang beberapa kilometer, pada gurun yang luas ketinggian mencapai 200m dan panjang 300km. Gumuk pasir memanjang di gurun seperti di atas disebut seif. Ukuran partikel material pada gumuk pasir ini mempunyai kisaran 0,05-0,5mm karena sortasi angin sangat baik.

  • Whaleback dunes

Adalah gumuk pasir longitudinal yang sangat besar, puncaknya datar dan di atasnyadapat terbentuk barchan, dan seif, kecil-kecil.

tipe sand dunes

Fluvial / Sungai

Bentang lahan fluvial merupakan bentang lahan yang terutama dihasilkan oleh aliran air (sungai). Di sebagian besar tempat di dunia, aliran air di permukaan bumi merupakan tenaga yang paling penting dalam proses pembentukan bentang lahan, kecuali di beberapa tempat yang tertutup salju (daerah kutub). Meskipun di daerah yang beriklim kering dan gurun, tenaga air yang mengalir masih, meskipun jumlahnya sedikit, tetap merupakan tenaga destruktif penting dalam proses geomorfik.

Sebagian besar daerah pertanian yang subur di dunia merupakan hasil proses fluvial (hasil pergerakan oleh air mengalir). Daerah fluvial merupakan daerah yang sangat kompleks, merupakan hasil transportasi dan deposisi bahan sedimen yang sifatnya berbeda-beda ke arah vertikal maupun horizontal.

sungai morfologi

Morfologi sungai:

  1. Channel
  2. Point bar
  3. Floodplain
  4. Natural Levee
  5. Cut Bank
  6. Oxbow Lake
  7. Mid-channel bars
  8. Undercut bank
  9. Backswamp
  10. Cutoff
  11. Meander scar
  12. Bluffs
  13. Yazoo tributary
  14. Graded Stream
  15. Alluvial deposits

 

Categories
Aplikasi

Download Adobe Photoshop

Adobe Photoshop adalah perangkat lunak atau software yang digunakan untuk mengedit foto atau citra yang dibuat oleh perusahaan Adobe Systems. Adobe adalah perusahaan asal Amerika Serikat yang didirikan sejak tahun 1982 dan berkantor di San Jose, California. Pendiri Adobe adalah John Warnock dan Charles Geschke yang pernah bekerja di Xerox PARC. Mereka berhenti saat memutuskan untuk mengembangkan dan menjual bahasa deskripsi PostScript yang menjadi cikal bakal dari Portable Document Format (PDF).

Sedangkan Photoshop sendiri adalah perangkat lunak yang digunakan untuk mengoreksi foto dan gambar dengan menambahkan efek. Perangkat ini pertama kali diperkenalkan oleh Adobe pada tahun 1989 yang merupakan program grafis untuk sistem operasi Macintosh dari Apple. Aplikasi ini diciptakan oleh Thomas dan John Knoll, kakak beradik lulusan University of Michigan. Adobe membeli lisensi pada September 1988 atau awal musim gugur padahal sofware ini baru dibuat oleh Knoll bersaudara 3 bulan sebelumnya.

Adobe Photoshop bersama Adobe Acrobat pernah disebut sebagai produk terbaik yang diproduksi oleh Adobe Systems. Software ini mendapatkan penghargaan Standar Internasional yakni ISO 32000-1 pada tahun 2007. Perangkat ini telah digunakan oleh fotografer digital, baik profesional maupun amatir. Desainer grafis dan perusahaan iklan juga menggunakan software ini. Perangkat ini menghasilkan popularitas tinggi bagi perusahaan Adobe Systems yang merupakan jajaran perintis sehingga tidak mudah disaingi. Dalam hal ini, Adobe Systems merpakan market leader bagi pasar perangkat lunak pengolah foto dan gambar.

Nih buat temen-temen yang mau download collection adobe photoshop silakan klik link dibawah ini. tinggal pilih mau CS5 ataupu CS6 ada disini Klik

Sumber

belajar

http://www.muhammadniaz.blogspot.com

Categories
Aplikasi

Download Internet download Manager (IDM)

Internet Download Manager atau biasa disingkat IDM , adalah perangkat lunak yang mampumengunduh data-data yang ada di internet dan meneruskan kembali. Perangkat buatan New York, Amerika ini menempati posisi teratas dalam memaksimalkankecepatan mengunduh data. Tampilan dan grafis yang sederhana membuat IDM lebih bersahabat dengan penggunanya.

IDM didukung dengan fitur meneruskan kembali, yaitu untuk mengunduh ulang berkas-berkas yang sebelumnya terputus karena masalah teknis maupun nonteknis. IDM juga memiliki fitur unduh yang cepat dengan kemampuan melakukan segmentasi berkas secara otomatis dan didukung dengan teknologi yang aman.

Perangkat lunak ini memiliki kemampuan yang lebih baik daripada peranti lunak sejenis yang ada saat ini, karena fitur yang dimiliki dalam membagi data yang sedang diunduh menjadi beberapa bagian terpisah untuk kemudian disatukan kembali setelah proses mengunduh selesai. Proses ini dinamakan multipart. Akan tetapi, IDM berbeda dengan perangkat sejenisnya karena proses multipart ini dilakukan secara bersamaan dan kecepatannya hingga 500% atau lima kali lipat lebih baik sebagaimana diklaim oleh pembuat IDM ini.

IDM mampu membagi sebuah berkas saat proses mengunduh berlangsung hingga menjadi tujuh sampai delapan bagian. Sebuah berkas yang diunduh dan terbagi menjadi delapan bagian selanjutnya ditangani oleh IDM yakni dengan membagikecepatan yang sama besar per bagiannya. Namun jika bagian-bagian tadi ada yang mengalami hambatan dalam proses unduh maka kecepatan pada bagian lain akan digunakan untuk membantu bagian yang lambat tadi.

Jika kamu mau download IDM silakan klik DISINI

Semoga Bermanfaat

Categories
Tanpa kategori

Download Corel Draw

Corel Draw

Pengertian Corel Draw adalah sebuah program komputer yang melakukan editing pada garis vektor. Program ini dibuat oleh Corel, sebuah perusahaan software yang berkantor pusat di Ottawa, Kanada. Corel draw memiliki kegunaan untuk mengolah gambar, oleh karena itu banyak digunakan pada pekerjaan dalam bidang publikasi atau percetakan ataupun pekerjaan di bidang lain yang membutuhkan proses visualisasi.

Keunggulan program Corel Draw

Suatu program yang baik tentu saja memiliki keunggulan yang signifikan. Beberapa keunggulan program Corel Draw antara lain adalah:

  • Gambar yang dihasilkan dengan vektor atau berbasis vektor bisa ditekan pada tingkat yang paling rendah namun hasilnya tidak kalah dengan gambar yang berbasis bitmap atau raster.
  • Penggunaan Corel Draw, terutama pada tool-tool yang ada di dalamnya sangat mudah dipahami oleh penggunanya, bahkan oleh orang yang baru pertama menggunakannya.
  • Corel Draw sangag baik untuk mengkolaborasikan antara tulisan dengan gambar, seperti layaknya Adobe Potoshop.
  • Banyaknya pengguna Corel Draw, membuat adanya komunitas dengan jumlah anggota yang besar. Hal ini akan membuat kita tidak kesulitan jika ingin mempelajari Corel Draw lebih mendalam karena banyak ditemukan tutorial, tips dan trik yang diproduksi oleh pengguna lain.

Hasil gambar untuk corel draw adalah

Kegunaan dari program Corel Draw

Jika berbicara masalah kegunaan Corel Draw, sebenarnya ada cukup banyak dan bahkan bisa dikatakan sangat banyak. Namun bagi para penggunanya, program Corel Draw seringkali dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan dibawah ini, yaitu:

  1. Menciptakan desain logo atau simbol, yang mana ini adalah kegunaan Corel Draw yang paling banyak dimanfaatkan oleh penggunanya, terutama pembuatan logo dua dimensi karena kemudahannya dalam mengolah garis dan warna.
  2. Membuat desain undangan, brosur dan lain-lain juga menjadi suatu kegunaan dari program Corel Draw. Media publikasi offline lainnya juga menggunakan Corel Draw sebagai alat untuk mendesain. Corel Draw memiliki banyak jenis font yang dapat memudahkan desainer untuk mengeksplorasi imajinasi desain dan tulisan yang akan dibuat.
  3. Membuat cover buku juga dapat dilakukan di Corel Draw. Dengan Corel Draw maka tugas desain akan menjadi mudah karena dapat memanfaatkan desain sampul dan teknik pewarnaan yang lebih sempurna oleh Corel Draw. Detail gambar pun akan terlihat lebih jelas.
  4. Pembuatan gambar ilustrasi juga dapat dilakukan dengan Corel Draw. Gambar yang dihasilkan lebih berkualitas, terutama ketika berhubungan dengan lengkungan, garis atau sudut. Ukuran yang diperoleh dijamin sangat akurat.

Berikut admin sediakan link untuk mendownload Corel Draw X3,X4,X5,X6,X7,X8. tinggal pilih…
klik suka dan share ya hehe

Password: http://www.muhammadniaz.net

http://muhammadniazlinks.blogspot.co.id/2016/02/coreldraw-collections.html

Categories
Tanpa kategori

E-Learning Geologi

download

Electronic Learning untuk Mahasiswa Teknik Geologi:

  1. Geologi Dasar
  2. Geomorfologi dan Penginderaan Jauh
  3. Mineralogi
  4. Petrologi
  5. Kristalografi
  6. Paleontologi
  7. Geologi Struktur
  8. Geofisika
Categories
Tanpa kategori

Jurusan Teknik dan Prospek Kerja

Berikut ini ada Jurusan kuliah di Universitas dan prospek kerjanya tinggal klik aja:

A. Jurusan Teknik:

  1. Teknik Geologi
  2. Teknik Geodesi
  3. Teknik Material dan Metalurgi
  4. Teknik Perminyakan
  5. Teknik Pertambangan
  6. Teknik Mesin
  7. Teknik Elektro
  8. Teknik Perkapalan
  9. Teknik Informatika
  10. Teknik Sipil
  11. Teknik Industri
  12. Teknik Fisika
  13. Teknik Kimia
  14. Teknik Nuklir
  15. Teknik Komputer
  16. Arsitektur
Categories
Profil FTG UNPAD

Sejarah Teknik Geologi UNPAD

SejarahFTG_gedung

Berdiri pada tahun 1959 sebagai Jurusan Geologi di bawah naungan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Universitas Padjadjaran, dengan pendiri utama: Mayor Jendral (Purn) Prof. Dr. Moestopo dan Drs. M. Koesmono. Kegiatan resmi dimulai tanggal 17 Nopember 1959 dengan mahasiswa sejumlah 17 orang. Kegiatan dibina oleh dosen tetap, yaitu Drs. Koesmono dan tiga orang dosen luar biasa, yaitu Dr. S. Sartono, Drs. R. Soeria-Atmadja dan Drs. S. Asikin.

Tahun 1997 berdasarkan SK Dikti terdapat dua program studi, yaitu Program Studi Teknik Geologi dan Program Studi Geologi di bawah naungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Kemudian digabungkan kembali menjadi hanya satu program studi yaitu Teknik Geologi.

Sejak 12 Desember 2007, Jurusan Geologi memisahkan diri dari Fakultas MIPA dan berubah menjadi Fakultas Teknik Geologi. Sampai kini, Fakultas Teknik Geologi UNPAD telah mendapat kepercayaan dan pengakuan cukup tinggi dari masyarakat. Hal ini ditunjukan dengan jumlah mahasiswa dan jumlah lulusan yang meningkat setiap tahunnya.

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran, adalah suatu lembaga pendidikan tinggi yang mencurahkan pada pembelajaran dan pengembangan ilmu geologi yang berorientasi kepada terciptanya pola link & match (keserasian dan kesepadanan).

FTG menyelenggarakan pendidikan pascasarjana Program Studi Teknik Geologi (S2) sesuai ijin Ditjen Dikti no, 1688/D/T/2009 yang diperpanjang pada tahun 2011. Sejak tahun 2011 FTG menyelenggarakan Program Doktor Teknik Geologi sesuai Keputusan Mentri Pendidikan Nasional no. 101/E/O/2011. Pengelolaan program magister dan doktor dalam bidang yang berkaitan dengan geologi sebelumnya dilaksanakan oleh Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.

Saat ini terdapat 10 bidang kajian pengembangan riset yang bernaung di bawah 10 laboratorium yaitu:

– Bidang Geokimia dan Geothermal
– Bidang Geologi Dinamik
– Bidang Geofisika
– Bidang Paleontologi
– Bidang Petrologi dan Mineralogi
– Bidang Sedimentologi dan Geologi Struktur
– Bidang Geologi Teknik
– Bidang Hidrogeologi dan geologi Lingkungan
– Bidang Stratigrafi
– Bidang Geomorfologi dan Remote Sensing

Program Studi:

A. Sarjana:
Teknik Geologi

B. Pascasarjana:
– Magister Teknik Geologi
– Doktor Teknik Geologi