OLEH
DENNY HERMAWAN SAPUTRA
BRIGADIR SATU TARUNA
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Tahun 2020 adalah salah satu tahun yang berat untuk dilalui dalam sejarah manusia hidup di bumi. Di tahun ini terjadi penyebaran virus covid-19 yang sangat membahayakan bagi manusia. Virus ini diduga berasal dari kota Wuhan, China. Dikutip dari detik.com bagaimana, di mana, dan kapan virus itu masuk ke manusia adalah misteri yang belum terpecahkan. Teori yang selama ini beredar adalah bahwa virus corona covid-19 ini berasal dari hewan kelelawar.
Ilmuan juga menduga virus ini telah menemukan jalan ke hewan lain, menggeser bentuk genetiknya dan memungkinkan menempel ke sel manusia. Sementara menunjukkan dengan tepat rute virus Corona pertama kali menyebar ke manusia disebut para ahli tidak memungkinkan, demikian jelas David Heymann seorang profesor epidemiologi menjelaskan bahwa untuk menyingkap asal muasal rute virus corona tidak memungkinkan untuk diteliti.
Hipotesis virus itu menyerang manusia dari binatang di pasar basah di kota Wuhan, tempat sejumlah pasien Corona pertama diidentifikasi saat sedang bekerja atau berbelanja. Hal tidak benar karena para pejabat dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengatakan mereka tidak menemukan kecocokan virus dalam tes sampel hewan dari pasar tempat awal ditemukannya kasus corona.
Para ilmuwan menduga virus itu dapat berasal dari kelelawar tapal kuda setelah menemukan kecocokan 96 persen di China. Kesulitan laiinya adalah tidak adanya pasien nol atau manusia pertama yang terinfeksi yang dapat menunjukkan virus Corona telah menular dari hewan sehingga sulit untuk diambil kesimpulan. Pada akhirnya peneliti tidak mengerti betul bagaimana sebenarnya virus itu merebak dan berkembang sampai ke manusia, ini masih menjadi penelitian yang dilakukan oleh para peneliti hingga saat ini.
Masyarakat dunia dan khususnya di Indonesia ada yang percaya ada pula yang tidak percaya akan kebenaran ini. Sehingga timbul pro dan kontra akan berita ini. Banyak berita yang datang dan pergi seiring berjalannya waktu ada yang benar ada juga berita hoaks. Masyarakat awalnya percaya akan virus ini hingga mengikuti kebijakan PSBB(pembatasan Sosial Berskala Besar dan WFH work from house yang dilakukan oleh pemerintah dan perusahaan perusahaan yang mengakibatkan aktivitas dihampir seluruh elemen masyarakat terhenti. Seperti kegiatan sosial, ekonomi dan politik serta sosial dan budaya. Semuanya terhenti untuk menghentikan penyebaran ini. Awalnya berjalan baik namun masyarakat merasa bosan karena selama tiga bulan selalu diam dirumah tidak melakukan kegiatan.
Pada saat itu kondisi kasus sudah mengalami penurunan, namun banyak masyarakat yang tidak taat akan aturan yang telah diberikan oleh pemerintah sehingga banyak yang mengabaikan aturan kesehatan. Mereka beranggapan bahwa corona adalah bohong yang menimbulkan konspirasi baru. Yang membuat masyarakat ada yang percaya ataupun tidak hingga saat ini masyarakat masih sesat berfikir mengenai corona dan yang terjadi saat pandemi korona covid-19.
BAB II PEMBAHASAN
Fallacy berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘sesat pikir’. Fallacy didefinisikan secara akademis sebagai kerancuan pikir yang diakibatkan oleh ketidakdisiplinan pelaku nalar dalam menyusun data dan konsep, secara sengaja maupun tidak sengaja.
Pelaku fallacy yang terkenal dalam sejarah filsafat ada dua, yaitu mereka yang menganut Sofisme dan Paralogisme. Kaum sofisme adalah mereka melakukan sesat pikir dengan cara sengaja menyesatkan orang lain, padahal si pengemuka pendapat yang diserang sebenarnya justru tidak sesat pikir. Sedangkan yang berpikir ngawur adalah orang yang tidak menyadari kekurangan dirinya atau kurang bertanggungjawab terhadap setiap pendapat yang dikemukakannya atau biasa disebut dengan istilah paralogisme.
Berikut adalah kesesatan berfikir saat pandemi covid-19:
- Berita Hoaks yang mengglobal
Hoaks adalah berita palsu yang disebarkan sebagai fakta namun menciptakan kecemasan pribadi yang mempengaruhi keadaan politik dan ekonomi global serta industri pariwisata di berbagai negara lumpuh. Hoaks timbul diberbagai Negara akibat isu isu yang dibuat tanpa memperhatikan fakta dibaliknya sehingga melahirkan kebencian yang membuat pecah belahnya masyarakat hingga tergolong kedalam kelompok-kelompok penganut tertentu
2. Kesesatan TeologisMasyarakat yang merasa dirinya benar padahal memiliki pengetahuan agama yang rendah akan membawa tuhan dengan segala permasalahannya. Padahal manusia memiliki kebebasan dan akal budi untuk berfikir untuk memilih dan melakukan apapun. Hal ini terjadi karena dangkalnya manusia itu berpikir. Ini tentu terkait dengan mutu pendidikan yang rendah di Indonesia yang masyarakatnya kurang berfikir kritis, rasional dan mendalam. Yang ditekankan dan dipuja justru kepatuhan buta dan mental menghafal. Sehingga menimbulkan tafsir tentang agama yang sesat sehingga semuanya adalah akibat dari tuhan tetapi sebagai manusia mereka tidak mau berusaha untuk menyelesaikan hal tersebut.
3. Teori KonspirasiTeori konspirasi memang menarik. Intinya, bahwa di balik semua masalah yang ada, ada satu tokoh yang menjadi penjahat utamanya. Teori konspirasi ini adalah teori yang muncul dari pemikiran yang tidak berdasarkan data dan fakta atau hanya simpulan belaka tanpa dasar yang jelas namun dipercayai oleh orang orang yang dikelabuinya sehingga menggemparkan dan menyesatkan. Munculnya virus korona covid-19 bukanlah kebetulan semata. Menurut pendukung teori konspirasi ada aktor global yang mendalangi semuanya.
4. RasismeRasisme adalah kebencian terhadap ras lain. Motifnya beragam, mulai dari politik, sejarah sampai dengan ekonomi. Rasisme adalah salah satu bentuk dari heterofobia, yakni ketakutan pada yang lain. Pada kasus covid-19 ini Negara China yang menjadi sasarannya yang dianggap sebagai biang keladi penyebaran virus covid-19 sehingga di belahan dunia warga Cina dan keturunan Cina mengalami diskriminasi. Yang sebetulnya ini adalah politik untuk menghancurkan ekonomi china yang sedang menanjak.
Selain warga keturunan China, kebencian juga diarahkan pada korban virus covid-19. Mereka dicaci maki, dibenci dan jauhi oleh mereka yang ketakutan akan bahaya covid-19 ibaratkan covid-19 adalah aib bagi keluarga.
5. Munculnya penyakit lama manusiaVirus Covid-19 mengangkat kembali penyakit manusia yang sebenarnya. Karena korona kita saling membenci dan membunuh satu sama lain, itulah bencana yang sesungguhnya yang sudah terjadi sejak lama, namun baru terjadi lagi ketika virus covid-19 ini muncul. Untuk itu sebagai manusia yang beradab seharusnya kita berpikir kritis dan rasional dalam menanggapi segala permasalahan.
Mengungkapkan sesuatu dengan berdasarkan fakta dan data. Kita juga dituntut untuk menjadi umat beragama yang cerdas dan jernih tanpa ada pengaruh dari yang lain. Sebagai masyarakat kita harus bijak memilih bermedia sosial dan jangan selalu menpercayai berita yang belum tentu kebenarannya. Untuk itu bijak dalam memberika berita kepada orang lain demi kebaikan dan persatuan umat manusia terutama di Indonesia.
Sebagai umat manusia yang sedang mengalami maslaah tentang virus Covid-19 ini hendaknya kita kita untuk percaya pada kekuatan ilmu pengetahuan terutama bidang kedokteran, medis dan metode ilmiah yang dunia harus mendukung sepenuhnya berbagai penelitian medis untuk memerangi virus covid-19. Lalu saling bekerja sama untuk menuntaskan masalah virus covid-19 dengan menghilangkan prasangka kebencian antar bangsa dan ras.
Sebagai manusia yang memiliki kebebasan dan akal budi untuk berfikir kritis, seharusnya kita bijak dalam menerima berita yang kebenarannya pasti, jangan hanya membagikan berita kepada khayalak umum namun kita sendiri tidak tahu kebenarannya. Pastikan terlebih dahulu kebenarannya. Sebagai manusia yang beragama, kita harus cerdas dalam beragama dengan tidak menyalahkan tuhan atas semua masalah yang terjadi namun kita harus berkaca diri. Pasti semua itu adalah sebabnya dari kita juga sebagai manusia yang lalai dalam menjalankan kewajibannya sebagai manusia kepada Tuhannya.
Dalam menghadapi konspirasi, manusia memiliki akal dan pikiran untuk berfikir untuk menentukan mana yang benar tentunya berdasarkan data. Berpikir dan berargumenlah berdasarkan data yang valid. Selain itu juga, kita sebagai manusia harus bersatu tanpa memandang ras dan suku lalu hadapi masalah ini dengan cara bersatu dan percayakan hal ini pada ilmu pengetahuan dengan tidak pada konspirasi. Walaupun ternyata konspirasi itu benar pada akhirnya. Namun sebagai manusia kita harus mengikuti argumentasi yang berdasarkan dari data dan fakta.
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan
Terjadi kesesatan berpikir oleh masyarakat Indonesia saat terjadinya pandemi Covid-19 diantaranya:
- Hoaks yang mengglobal
- Kesesatan Teologis
- Munculnya teori konspirasi
- Rasisme
- Munculnya penyakit lama manusia
Sebagai manusia kita harus bijak dalam menentukan langkah dalam menjalani kehidupan yang terjadi saat pandemi covid-19 seperti bijak dalam menanggapi berita hoaks, kesesatan teologis, konspirasi, masalah rasisme dan pertengkaran akan perbedaan pendapaat akan covid-19.
2. SaranDalam menulis makalah ini Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini penulis memiliki banyak kekurangannya. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritiknya kepada para pembaca untuk meningkatkan kualitas dalam menulis.
DAFTAR PUSTAKA
- Kurniawan Hendri. 2020. Penyebab Virus Corona Berlipat Ganda Hoaks Tak Manusiawi. Dalam https://www.kompasiana.com/tummbang/5ea46be6d541df6752333b12/opini-bahaya-sesat-berpikir-di-tengah-pandemi-covid-19 diakses pada 22 September 2020 Pukul 08.00 WIB.
- Nathaniel Felix. 2020. Sesat Pikir Teori Konspirasi. Dalam https://tirto.id/sesat-pikir-teori-konspirasi-deddy-young-lex-dan-jerinx-ffR4 diakses pada 22 September 2020 Pukul 08.00 WIB.
- Ragi. 2015. Fallacy atau Sesat Pikir dalam Logika. Dalam https://ragil.org/2015/05/09/fallacy-atau-sesat-pikir-dalam-logika/ diakses pada 21 September 2020 pukul 09.00 WIB.
- Wattimena, Reza. 2020. Enam Kesesatan Berpikir Orang Indonesia. Dalam https://rumahfilsafat.com/2012/08/25/enam-kesesatan-berpikir-orang-indonesia/ diakses pada 21 September 2020 Pukul 08.20 WIB.
- Wattimena, Reza. 2020. Korona Mengajak Kita Bicara. Dalam https://rumahfilsafat.com/2020/03/17/korona-mengajak-kita-berkaca/ diakses pada 21 September 2020 Pukul 08.00 WIB.
- Widhana Dieqy Hasbi. 2020. Opini Bahaya Sesat Berpikir di Tengah Pandemi Covid-19. Dalam https://tirto.id/penyebab-virus-corona-berlipat-ganda-hoaks-lelucon-tak-manusiawi-evEu diakses pada 22 September 2020 Pukul 08.00 WIB.